Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pembangunan jalan tol di Sumatra Utara (Sumut) terus berlangsung dengan masif. Namun meskipun demikian, ada kendala yang dihadapi oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Hutama Karya.
"Kendala yang kita hadapi untuk pembangunan jalan tol di Sumut adalah kondisi tanah yang lebih jelek daripada yang kita perkirakan," ujar Project Director Jalan Tol untuk Binjai Pangkalan Brandan PT Hutama Karya, Hestu Budi dalam media gathering yang diadakan Hutama Karya, di Medan, Jumat (17/2/2023).
Hestu mengatakan, akibat kondisi tanah tersebut maka proses pengerjaan jalan tol membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga turut menambah biaya.
Hutama Karya memperoleh penugasan untuk membangun lima ruas jalan tol yakni dari Binjai hingga ke Langsa, Indrapura-Kisaran, Kuala Tanjung-Siantar, Siantar -Parapat, dan Siantar hingga perbatasan ke Pekanbaru.
Adapun progress pembangunan jalan tol tersebut adalah ruas tol Binjai progressnya sekitar 60-an persen, Indrapura-Kisaran sekitar 73 persen, Kuala Tanjung-Siantar sekitar 70an persen. Seluruh ruas jalan tol tersebut ditargetkan harus selesai pada akhir tahun 2023 ini sehingga tahun 2024 Hutama Karya dapat membangun ruas tol lainnya. Hestu juga mengatakan, khusus untuk pembangunan jalan tol Siantar-Parapat masih dalam tahap desain.
"Untuk kendala-kendala yang dihadapi, ternyata kondisi tanah lebih jelek dari yang diperkirakan sehingga harus ada penanganan-penanganan teknis untuk mengatasi hal itu. Cost (biaya) tentu bertambah. Tapi kami agak kesulitan dalam hal waktu, karena harus menunggu tanah hingga dalam kondisi padat," jelasnya.
Hestu juga mengatakan, setelah jalan tol tersebut selesai dibangun, maka Hutama Karya sebagai BUJT akan mengelola jalan tol tersebut. "Ya karena Hutama Karya sebagai BUJT yang membangun dan mengelola jalan tol. Soal ada pihak lain yang akan mengelola, itu urusan lain," tuturnya.