Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan, Wilayah Sumatra terutama Sumatra Utara (Sumut) masih memiliki potensi yang besar untuk menggali ceruk nasabah pensiunan. Tapi selain pensiunan, Bank BTPN kini juga menggarap segmen mikro yang memiliki pasar cukup luas.
Regional Head Sumatera Bank BTPN, Odik Purnama, mengatakan, memang pertumbuhan secara bisnis keseluruhan kalau dilihat saat ini ada penurunan.
"Secara yoy ada penurunan. Karena memang kompetisinya cukup kuat, sebagian besar industri fokus menggarap program pensiunan. Namun kalau berbicara potensi, masih besar. Apalagi ini memang segmen yang menjadi unggulan BTPN. Termasuk mikro yang kini juga digarap serius," katanya didampingi Corporate Communications Head Bank BTPN, Meta Rostiawati, di Medan, Rabu (22/2/2023).
Menurut Onik, memang portofolio bisnis BTPN masih pensiunan yakni sebesar 80%. Sementara sisanya mikro dan segmen lainnya. Namun Bank BTPN melihat peluang segmen mikro dan ultra memang masih terus tumbuh mengingat pertumbuhan usaha di sektor ini juga semakin menggeliat.
Dikatakan Onik, Bank BTPN tak hanya sekadar melihat potensi bisnis saja tetapi keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah kunci pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan. Dan ada empat pilar program yakni literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha dan kehidupan berkelanjutan.
"Daya merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan. Daya membantu pengusaha UMKM untuk meningkatkan usahanya melalui program khusus berdasarkan kurikulum tertentu," jelasnya.
Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman, menambahkan, Bank BTPN telah menyalurkan pembiayaan hijau Rp 6,7 triliun hingga 30 September 2022. Sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan menjadi yang dominan, sebesar Rp 3,1 triliun.
"Kami sudah menyalurkan Rp 6,7 triliun untuk membiayai kegiatan bisnis berkelanjutan seperti yang ditetapkan POJK 51/2017," kata Andrie.
Ia merinci, selain sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan, pembiayaan juga untuk kegiatan bisnis energi terbarukan sebesar Rp 1,9 triliun. Kemudian, efisiensi energi Rp 530 miliar, transportasi ramah lingkungan Rp 340 miliar, dan properti hijau Rp 760 miliar.
Kemudian, tambahnya, untuk pertumbuhan registered user atau pengguna yang terdaftar di Jenius hampir menembus 4,2 juta nasabah di 2022 secara nasional. "Diharapkan penggunanya terus tumbuh lebih baik lagi karena memudahkan nasabah bertransaksi seperti para purnabakti," katanya.