Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sumatra Utara (Sumut) diperkirakan masih masih berpeluang untuk mencetak inflasi pada Februari dalam rentang 0,1% hingga 1%. Sumut dibayangi inflasi tentunya bukan kabar baik. Mengingat tingginya laju tekanan inflasi Sumut dalam dua bulan terakhir seharusnya bisa diikuti dengan deflasi.
Belakangan, harga beras kualitas bawah di Kota Medan mengalami penurunan. Namun rata-rata masih lebih mahal dibandingkan dengan bulan Januari. Intervensi harga beras Bulog memang cukup berhasil dalam meredam harga.
Namun ada persoalan lainnya, yakni harga beras medium dan premium masih lebih mahal pada Februari ini dibandingkan dengan Januari sebelumnya.
"Selain beras, harga cabai merah juga masih lebih mahal dibandingkan dengan bulan Januari. Kalau dibulan Januari harga cabai merah berada dalam rentang Rp 35.000 hingga Rp 42.000/kg. Saat ini harga cabai merah dijual dikisaran Rp 45.000-an/kg. Jadi memang untuk komoditas beras dan cabai merah tersebut berpeluang menyumbang inflasi di bulan Februari ini," kata Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut yang juga pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (28/2/2023).
Sementara itu, harga daging ayam mengalami penurunan dikisaran Rp 28.000-an/kg saat ini. Dari posisi di bulan Januari yang dijual dalam rentang Rp 31.000 hingga Rp 33.000/kg.
Telur ayam juga demikian mengalami penurunan dari posisi Rp 28.000-an/kg menjadi Rp 26.000/kg. Untuk harga minyak goreng juga demikian, pada Februari ini mengalami penurunan dari Rp 15.000/kg menjadi Rp 14.000/kg untuk minyak goreng curah.
Sementara untuk harga cabai rawit, justru berbeda dengan gerak harga cabai merah. Dimana cabai rawit dijual dalam rentang Rp 36.000 hingga Rp 39.000/kg, dari posisi sebelumnya pada Januari dalam rentang Rp 40.000 hingga Rp 45.000/kg.
Sejumlah komoditas pangan lainnya seperti gula pasir dan harga daging sapi masih bergerak stabil.
"Secara keseluruhan, harga kebutuhan pangan di Sumut masih bertahan mahal sejauh ini. Hal itu yang membuat potensi inflasi masih tinggi," kata Gunawan.
Gunawan mengatakan, peluang inflasi masih besar terlebih bulan depan memasuki bulan ramadan, dan tentunya mengendalikan harga di bulan ramadan memiliki tantangan yang lebih besar dari bulan bulan normal.
"Jadi pada dasarnya di bulan Februari ini semestinya deflasi, sehingga kita bisa mendinginkan inflasi dan rehat sejenak dari tekanan inflasi yang cukup signifikan belakangan ini," katanya.