Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Petani di Kabupaten Pakpak Bharat diminta membudidayakan Talas Beneng. Selain di dalam negeri komoditas Talas Beneng juga tersebut merupakan salah satu komoditas ekspor, yang dibutuhkan warga asing.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, di Desa Simberuna, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Senin (27/02/2023).
Saat itu, Ijeck, sapaan akrab Wagub Sumut Musa Rajekshah, menghadiri penandatanganan MoU antara petani dengan pihak buyer PT Petani Naik Kelas dan Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera
"Kalau ini bisa menjadi tanaman yang memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat, coba Pak Bupati ini diramaikan tanamannya, supaya masyarakat punya tambahan nilai dari lahan pertaniannya," ujar Wagub Musa Rajekshah.
"Saya juga harap PT Petani Naik Kelas, Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera dan lainnya bisa memberikan informasi dan pelatihan untuk masyarakat terkait tanaman talas beneng ini," ujar Wagub Musa Rajekshah.
Tanaman talas, lanjut Wagub Musa Rajekshah, selama ini seringkali dipandang sebelah mata sebagai tanaman liar ternyata tanpa disadari tanaman ini bisa diolah jadi pengganti tembakau yang punya nilai ekonomis.
"Selama ini tanaman talas kalau ada nampak di lahan, kita buang tapi ternyata mulai dari daun dan umbinya ada manfaatnya bisa dijual dengan harga yang baik,” ujar Wagub Musa Rajekshah.
Sementara itu, mewakili PT Petani Naik Kelas John Ketaren menyampaikan talas beneng menjadi komoditas ekspor sejak tahun 2014. "Sejak tahun 2014 komoditas ini sudah dibudidayakan di Jawa dan diekspor. Masuk ke Sumatera itu dua tahun terakhir, selama ini talas beneng seakan-akan tidak berharga dianggap gulma tapi punya nilai ekonomi tinggi, apa yang kami beli," ujarnya.
Dijelaskan John, pihaknya membeli hasil rajangan daun talas yang sudah berwarna kuning. "Kalau bapak ibu mau produksi daun talas ini pastikan pastikan warnanya kuning, karena itu yang akan kami tampung," jelasnya.
Sebelum pada proses perajangan daun talas beneng diperam 3 sampai 4 hari, kemudian dirajang dan dijemur selama 2 jam di bawah matahari. “/"Sangat simpel, yang mau nanam tinggal mengelola lahannya aja buyernya ada. Kita teken mou jadi kami tak sekedar menyuruh tanam tapi kami juga siap untuk membeli," ujarnya.
John mengaku kebutuhan ekspor per bulan mencapai 10 ton sampai 20 ton. Sayangnya, lahan budidaya talas beneng di Pakpak Bharat baru mencapai 5 hektar.
"Kebutuhannya besar tapi lahannya sangat kurang, harapan kami bisa ada lahan budidaya yas beneng di Pakpak Barat 10 sampai 20 hektar. Semoga penandatanganan ini bisa menarik perhatian masyarakat dan komoditas talas beneng meningkat sehingga petani juga bisa naik kelas," tutupnya.