Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Literasi dan inklusi keuangan masyarakat Sumatra Utara (Sumut) cukup tinggi. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, tingkat literasi pada tahun 2022 sebesar 51,69%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar 37,96% dan tahun 2016 sebesar 31,30%. Sedangkan tingkat inklusi pada tahun 2022 sebesar 95,58% lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar 93,98% dan tahun 2016 sebesar 75,60%.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut, Bambang Mukti Riyadi, mengatakan, literasi dan inklusi keuangan penting terus didorong agar ketika masyarakat mengakses dan menggunakan produk atau layanan jasa keuangan, bisa memiliki pemahaman menyeluruh tentang manfaat, risiko dan informasi lain yang dibutuhkan akan produk tersebut.
"Masyarakat juga akan menggunakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko yang dimiliki. Keputusan keuangan yang diambil pun akan lebih tepat," katanya dalam Journalist Class Angkatan 4, di Medan, Jumat (10/3/2023).
Dikatakan Bambang, literasi, inklusi keuangan dan perlindungan konsumen merupakan tiga pilar dalam trilogi pemberdayaan konsumen keuangan yang memiliki korelasi erat satu sama lain. Peningkatan pemahaman dan kemampuan seseorang dalam menentukan produk jasa keuangan yang dibutuhkan juga akan meningkatkan penggunaan produk jasa keuangan.
Selain itu, tambahnya, peningkatan literasi keuangan merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen yang efektif. Pasar keuangan yang kompleks namun literasi keuangan yang rendah menyebabkan masyarakat rentan terhadap asimetri informasi dan masalah perlindungan konsumen lainnya.
Karena itu, kata Bambang, peran perlindungan konsumen dalam menjaga kepercayaan masyarakat sangat penting karena kepercayaan merupakan prasyarat bagi pengembangan industri jasa keuangan (IJK).