Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Selain Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa juga memiliki tradisi lain, yaitu cengbeng atau ziarah kuburan.
Hampir seluruh masyarakat Tionghoa dari agama apapun masih mempertahankan tradisi ziarah kuburan ini.
Tradisi cengbeng muncul pertama kali pada era Dinasti Han (202 SM hingga 220 M). Kemudian tradisi ini menjadi familiar pada zaman Dinasti Tang (618-907 M).
BACA JUGA: Ceng Beng: Peralihan dari Yin ke Yang
Cengbeng sendiri diciptakan Kaisar Xuanzong pada tahun 732 (Dinasti Tang), sebagai pengganti upacara pemujaan leluhur atau orang tua dengan cara terlalu mahal dan rumit.
Dalam usaha untuk menurunkan biaya tersebut, Kaisar Xuanzong mengumumkan penghormatan tersebut cukup dilakukan dengan mengunjungi kuburan leluhur pada hari cengbeng.
Saat itu, Kaisar Xuanzong menilai kebiasaan masyarakat terlalu sering melaksanakan upacara bagi pada leluhur dan berbiaya mahal, sehingga sering kali menyusahkan mereka sendiri.
BACA JUGA: Masyarakat Tionghoa Mulai Bersiap Jalankan Tradisi Cheng Beng
Sehingga kaisar memerintahkan sejak saat itu upacara bagi para leluhur cukup dilakukan pada pertengahan musim semi atau cengbeng saja.
Bagi masyarakat Tionghoa, tradisi cengbeng ini dianggap sangat penting untuk menghormati para leluhur.
Pada tradisi cengbeng ini, seluruh anggota keluarga berkumpul bersama menghormati dan memperingati leluhur mereka.
BACA JUGA: Bakar Rumah-rumahan Tradisi Penutupan Cheng Beng
Tokoh pemuda Tionghoa Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Sandy, mengatakan, tradisi cengbeng juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara anggota keluarga.
"Selain mengenang dan menghormati orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia, tradisi ini juga sebagai sarana berkumpulnya saudara, kerabat, dan anak-anak para masyarakat Tionghoa meskipun sudah berbeda agama dan keyakinan," ujar Sandy dalam keterangan tertulis, Senin (20/3/2023).
Menurut Sandy, perbedaan agama dan keyakinan yang dianut dalam satu keluarga besar bukan suatu penghalang untuk berkumpul dan bersilaturahmi saat perayaan cengbeng.
BACA JUGA: H-5 Cengbeng, Warga Tionghoa Mulai Ramai Datangi Vihara Kshitigarba Berastagi
"Melalui tradisi ini, mereka akan dipersatukan. Bahkan keluarga, saudara, dan kerabat yang dari luar negeri juga sering menyempatkan diri pulang menghormati leluhurnya saat perayaan cengbeng," kata Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kota Tebing Tinggi, organisasi sayap PDIP ini.
Puncak perayaan cengbeng jatuh pada 5 April setiap tahunnya. Akan tetapi masyarakat Tionghoa biasanya sudah merayakan ceng beng pada sekitar dua pekan atau 10 hari sebelumnya.
"Ini karena tradisi tersebut tidak hanya sekadar berdoa, namun juga membersihkan dan mempercantik kuburan leluhur ataupun orang tuanya," ucap Sandy.
BACA JUGA: Cengbeng, Warga Tionghoa Padati Pemakaman Cina di Medan
Sandy menjelaskan, tradisi cengbeng juga dikenal dengan nama ching ming yang berasal dari kata ching, yang artinya bersih dan ming berarti cerah.
"Istilah tersebut menandakan musim panas akan segera datang dan waktunya berkunjung menghormati leluhur," ungkapnya.
Pada tradisi cengbeng, biasanya anggota keluarga akan membersihkan makam sebelum waktu kunjungan. Para anak diwajibkan membersihkan sendiri makam leluhurnya.
BACA JUGA: Ratusan Warga Tionghoa Ceng Beng di Pekuburan Damar Pulo Pantai Labu
"Namun karena pergeseran zaman, saat ini sudah banyak keluarga yang menggunakan jasa pembersih kuburan leluhur," katanya.
Pada hari kunjungan ke kuburan leluhur, para peziarah menyediakan jamuan untuk leluhur berupa nasi, lauk pauk, teh, arak, buah-buahan dan kue sebagai simbol pelayanan terhadap leluhur yang telah tiada.
Pada prosesi itu, lanjut Sandy, mereka juga membawa kertas sembahyang dan uang-uangan berbahan kertas yang akan dibakar untuk membekali para leluhur di alam baka menurut kepercayaan.
BACA JUGA: Ritual Cheng Beng di Tebing Tinggi Ditiadakan Akibat Wabah Corona
"Peziarah juga menempelkan kertas sembahyang di atas kuburan sebagai penanda kuburan tersebut telah disembahyangi," tutupnya.