Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com, Medan - Ekonomi petani karet di seluruh Indonesia dirasa perlu mengalami penguatan.
Untuk itu, diperlukan resep dan trik khusus berbiaya murah yang perlu dilakukan para petani karet agar ekonominya bisa menguat.
"Ada solusi untuk mempertahankan dan memperbaiki ekonomi rumah tangga petani karet," kata Sugeng Hartadi kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (21/3/2023).
Sebagai informasi, Sugeng adalah seorang petani karet yang juga menjadi salah satu pendiri dan pernah menjadi Ketua Umum Unit Pengolahan Pemadatan Bokar (UPPB).
Bokar sendiri merupakan singkatan dari bahan olahan karet.
Resep atau trik pertama, kata Sugeng, petani harus bisa mempertahankan, merawat, dan mengelola kebun karet yang masih ada.
"Ya tentu saja agar kebun karet bisa tetap menghasilkan uang bagi petani karet itu sendiri," kata Sugeng.
Pria yang sudah bertahun-tahun menggunakan pupuk cair organik ini juga menyarankan agar petani karet selalu mengikuti dan memantau perkembangan harga karet di pasar global.
"Jangan mudah tergiur dengan alih fungsi yang belum tentu keberhasilannya," kata Sugeng menyebutkan resep yang ketiga.
Keempat, kata dia, petani karet wajib memanfaatkan waktu selepas menyadap karet untuk kegiatan-kegiatan produktif.
Terutama, ujarnya, yang bisa mendukung pemasukan nilai tambah ekonomi rumah tangga petani karet itu sendiri.
Kelima, kata Sugeng, petani karet disarankan untuk memanfaatkan lingkungan rumah pekarangan untuk budidaya tanaman kebutuhan rumah tangga.
"Misalnya nanam sayuran dan buah-buahan, agar petani karet tidak perlu lagi membeli kebutuhan sayuran dan buah-buahan," kata dia.
Berikutnya, kata Sugeng, petani karet wajib mengusahakan untuk memiliki usaha sampingan seperti beternak ikan atau ayam.
"Ini bisa mendukung kebutuhan protein rumah tangga, dan bila ada sisanya, kan bisa dijual dan jadi duit bagi petani karet," kata dia.
Terakhir, Sugeng menyarankan petani karet agar melakukan tumpang sari di sela- sela barisan tanaman karet.
Namun tumpang sari itu, kata dia, ditanamin dengan tanaman rumput dan hijauan daun sebagai sumber makanan ternak.
"Saran yang ketujuh ini bertujan untuk mendorong agar petani karet mau beternak sapi atau kambing yan bisa dipanen setiap tahun," tegas Sugeng Hartadi.
Pria asal Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan (Sumsel) ini mengaku semua saran itu sudah disosialisaaikan di tingkat UPPB Nasional.
Bahkan ia sendiri terus berupaya agar perkebunan karet miliknya bisa memberikan hasil yang maksimal namuj dirawat dengan biaya yang minimal.
"Saya sudah bertahun-tahun mengunakan oupuk organik cair dari kohe atau kotoran hewan untuk merawat kebun karet saya. Hemat namun manjur," tegas Sugeng Hartadi.