Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Nasional Swiss menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) ke level 1,5%. Hal itu mengikuti Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya pada Rabu (22/3).
Kenaikan suku bunga Bank Nasional Swiss merupakan yang keempat berturut-turut sejak Bank Sentral mengetatkan moneter untuk menghadapi inflasi. Saat ini inflasi Swiss 3,4%, masih jauh di bawah sasaran 0-2%.
"Pengetatan moneter tambahan diberlakukan untuk melawan peningkatan inflasi. Kenaikan lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan untuk memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah," kata Bank Nasional Swiss dilansir dari CNBC, Jumat (24/3/2023).
Diperkirakan inflasi tahunan Swiss rata-rata akan berada di level 2,6% pada 2023 dan 2% pada 2024. Kemudian inflasi diperkirakan akan mencapai 2,1% pada akhir 2025.
Bank Nasional Swiss telah mengisyaratkan akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut jika tekanan inflasi berlanjut. "Untuk memberikan kondisi moneter yang sesuai, Bank Nasional Swiss juga bersedia aktif di pasar valuta asing sesuai kebutuhan," tambahnya.
Kenaikan suku bunga ini dilakukan di tengah kekacauan Credit Suisse. Bank Nasional Swiss menjadi sorotan dunia pada minggu lalu karena setuju untuk meminjamkan Credit Suisse hingga 50 miliar franc Swiss (US$ 53,68 miliar).
Saham bank pemberi pinjaman itu anjlok di tengah berita investor terbesarnya, Saudi National Bank tidak akan memberikan bantuan keuangan lebih lanjut. Garis hidup likuiditas dan akuisisi oleh UBS terjadi setelah kerugian yang menggemparkan bagi Credit Suisse.
Meskipun saat ini UBS Group secara darurat telah mengambil alih Credit Suisse, para investor tetap khawatir akan kerugian yang harus ditanggung oleh para pemegang obligasi Credit Suisse.(dtf)