Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Riyadh. Pemerintah Arab Saudi dilaporkan akan melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Suriah, setelah sebelumnya memperbaiki hubungan dengan Iran. Riyadh dan Damaskus sepakat membuka kembali kedutaan besar masing-masing setelah memutus hubungan diplomatik lebih dari setahun lalu.
Dilansir Reuters, Jumat (24/3/2023), laporan itu diungkapkan oleh tiga sumber yang memahami rencana normalisasi itu kepada Reuters. Normalisasi itu dinilai akan menandai lompatan ke depan dalam kembalinya Suriah ke kelompok negara Arab.
Seorang sumber regional terkait Damaskus mengatakan bahwa komunikasi antara Saudi dan Suriah mendapatkan momentum setelah kesepakatan bersejarah tercapai antara Riyadh dan Teheran untuk memperbaiki kembali hubungan. Iran merupakan sekutu dekat rezim Presiden Bashar al-Assad.
Terjalinnya kembali hubungan diplomatik antara Saudi dan Suriah akan menandai perkembangan paling signifikan dalam langkah negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Assad, yang dikucilkan banyak negara Barat dan Arab setelah perang terjadi tahun 2011 lalu.
Sumber regional kedua terkait Damaskus menyatakan bahwa pemerintah kedua negara 'tengah bersiap untuk membuka kembali kedutaan besar setelah Idul Fitri'.
Keputusan itu, menurut sumber dan seorang diplomat di kawasan Teluk, merupakan hasil pembicaraan yang digelar di Saudi dengan pejabat senior intelijen Suriah beberapa waktu lalu.
Sang pejabat senior intelijen Suriah, sebut sumber diplomat di kawasan Teluk, tinggal selama beberapa hari di Riyadh dan kesepakatan pun dicapai untuk membuka kembali kedutaan besar masing-masing 'segera'.
Salah satu sumber regional mengidentifikasi pejabat senior Damaskus itu sebagai Hussam Louqa, yang menjabat komisi intelijen Suriah. Disebutkan juga bahwa pembicaraan yang dilakukan mencakup keamanan di perbatasan Suriah-Yordania dan penyelundupan captagon, amphetamine yang pasarnya berkembang pesat di Teluk Arab.
Kantor komunikasi pemerintah, Kementerian Luar Negeri Saudi dan pemerintah Suriah belum memberikan tanggapan resminya.
Namun televisi nasional Saudi yang mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi bahwa pembicaraan tengah berlangsung dengan Kementerian Luar Negeri Suriah untuk melanjutkan layanan konsuler antara kedua negara.
Di sisi lain, langkah terobosan yang terkesan tiba-tiba itu mengindikasikan bagaimana kesepakatan antara Riyadh dan Teheran mungkin berperan dalam krisis lainnya di kawasan, di mana pertikaian keduanya memicu konflik termasuk perang di Suriah.(dtc)