Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Pedagang tradisional di Balige, Kabupaten Toba mendatangi kantor DPRD. Mereka mengadu karena terusir dari Pelabuhan Balige, tempat mereka menggelar dagangan karena ajang even internasional F1 PowerBoat Danau Toba yang berlangsung pada 24-26 Februari 2023
Meski F1 PowerBoat Danau Toba yang digelar di kawasan Pelabuhan Balige telah selesai, namun para pedagang tidak diizinkan kembali ke Pelabuhan Balige.
Padahal, para pedagang mengaku bersedia direlokasi sementara dari Pelabuhan Balige guna mendukung suksesnya F1 PowerBoat Danau Toba.
"Kami sebagai pedagang yang berjualan di lokasi Pelabuhan Balige sudah lebih 20 tahun bahkan turun-temurun menempati pinggiran badan jalan di setiap hari pekan (Jumat-red). Ketika pelaksanaan F1 PowerBoat sudah kami relakan tidak berjualan dan dijanjikan setelah usai bisa kembali beraktivitas namun sekarang justru ada larangan sifatnya menetap," ujar pedagang, R Simangunsong, Selasa (28/3/2023), di Kantor DPRD Toba, Jalan Sutomo, Balige.
Ia mengatakan, permintaan pemerintah daerah mensukseskan F1 PowerBoat sudah dituruti seluruh pedagan,g namun dijadikan momen penggusuran atau pelarangan yang menyakiti nasib pedagang.
"Harapan kami, DPRD bisa mempertanyakan kebijakan dan perjanjian yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah setelah F1 PowerBoat mengembalikan pedagang," ucapnya.
T Siburian, pedagang jenis sayur di Balige juga menyampaikan dukungannya terhadap F1 PowerBoat dengan tidak berjualan selama pelaksanaan even internasional itu. Namun setelah usai justru ada penjagaan dari Satpol PP sekaligus membuat larangan tidak diperbolehkan kembali berjualan.
"Apakah kebijakan seperti ini tidak menyakiti? Kami menempati lokasi pelabuhan untuk berjualan hanya di hari pekan pada setiap hari Jumat. Pemerintah harusnya berpikir bagaimana nasib dan kelangsungan hidup keluarga pedagang. Tidak hanya itu, bentuk pemindahan yang diciptakan oleh pemerintah daerah tidak lebih dulu membuat kajian-kajian, termasuk jarak Desa Tambunan Lumban Pea 10 Km ke Balige ditambah lokasi dimaksud sudah berdekatan dengan Pasar Tradisional Laguboti," jelasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Toba, Frans Hendrik Tambunan yang menerima kehadiran pedagang berjanji akan meneruskan keluhan atau aspirasi kepada pimpinan, juga secepatnya akan mempertanyakan langsung kepada pemerintah daerah.
"Sangat dapat kami rasakan keluhan dari bapak dan ibu yang saat ini pendapatan keluarga sudah tidak ada lagi. Kepada Pak Bupati akan kami sampaikan supaya kebijakan itu dibuat berpihak kepada masyarakat," katanya.
Frans Hendrik didampingi Sekretaris Dewan Bidang Hukum, Johanes Sitinjak menyampaikan meski bukan sebagai eksekutor namun pihaknya akan memperjuangkan aktifitas pekan setiap hari Jumat di Balige supaya tetap ada.
"Selama belum ada ketetapan yang pasti untuk hari Jumat nanti pedagang supaya tidak ragu jalankan aktifitas seperti biasa di hari pekan," ucapnya seraya mengakui bahwa sekaitan pemindahan pedagang pihaknya sebagai DPRD belum pernah mendengar atau menjadi pembahasan.
Pertemuan pedagang dengan Anggota DPRD Toba, Frans Hendrik Tambunan yang sifatnya mendadak akhirnya berbuah semangat bagi pedagang sehingga masing-masing membubarkan diri.