Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 signifikan di India. Ahli virologi dan epidemiolog mengatakan bahwa varian baru XBB.1.16 menjadi faktor utama di balik lonjakan kasus tersebut.
Menurut data Kementerian Kesehatan India, ada 1.573 infeksi baru dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, jumlah kasus aktif meningkat menjadi 10.981.
Jumlah tersebut meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya 100 kasus baru dilaporkan di India pada beberapa hari di bulan Januari tahun ini, yang merupakan tingkat terendah semenjak awal pandemi.
"Varian baru akan terus berdatangan karena virus terus bermutasi dari waktu ke waktu dan XBB 1.16 adalah jenis baru. Ini semua dari keluarga Omicron, dengan infektivitas lebih tinggi dan virulensi lebih rendah," jelas Srinath Reddy, mantan presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India dikutip dari DW, Senin (3/4/2023).
Karena angka kasus yang melonjak drastis, Sekretaris Kemenkes India Rajesh Bhushan mengadakan pertemuan dengan pejabat negara bagian dan meninjau kesiapan negara hadapi COVID.
Otoritas negara juga telah diberitahu untuk memastikan kesiapan infrastruktur medis di fasilitas kesehatan, berjaga-jaga melonjaknya pasien COVID-19 yang dirawat.
"Latihan ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, peralatan medis, dan oksigen medis," kata seorang pejabat kesehatan senior.
Latihan serupa diadakan pada Desember tahun lalu ketika terjadi lonjakan kasus COVID-19 di negara-negara seperti China, Jepang, Brasil, dan Korea Selatan.
Walaupun terjadi peningkatkan kasus COVID-19 yang signifikan di India, dekan penelitian Universitas Ashoka Gautam Menon meminta masyarakat tidak perlu khawatir.
"Peningkatan infeksi tidak mengakibatkan peningkatan kasus serius. Ini karena varian baru menghadapi populasi yang secara substansial sudah terlindungi dari penyakit parah, melalui infeksi atau vaksinasi sebelumnya atau, dalam banyak kasus, keduanya," ucap Menon.
"Gejala menunjukkan bahwa COVID-19 kemungkinan akan tetap bersama kita di masa mendatang, menyebabkan penyakit ringan secara musiman, seperti halnya virus Corona manusia lainnya yang menyebabkan sekitar 30 persen flu biasa," tambahnya.
Selain kemunculan varian baru, tingkat vaksinasi booster di India juga masih perlu ditingkatkan. Dari 1,4 miliar penduduk India, baru sekitar 30 persen populasi yang sejauh ini memenuhi syarat dan sudah mendapatkan dosis booster.
Pihak berwenang mengatakan mereka mencoba memperluas cakupan ini, terutama di kalangan masyarakat yang berisiko tinggi dan rentan.(dth)