Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Aksi May Day International atau Hari Buruh Internasional 1 Mei, berlangsung tertib dan kondusif di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Senin (01/05/2023).
Seratusan buruh dan pekerja yang tergabung dalam Partai Buruh Sumut beserta elemen serikat buruh dan serikat pekerja (sekitar 20 serikat) menyampaikan aspirasinya.
Massa buruh hadir membawa mobil pick up, pengeras suara dan kertas berisikan pernyataan sikap dan 10 poin tuntutan. Sebagian massa juga datang mengendarai sepeda motor.
Buruh memberikan sekuntum bunga kepada Kadis Tenaga Kerja Sumut, Abdul Haris Lubis. Mantan Kadisnaker Sumut, Baharuddin Siagian, yang kini sebagai Kadispora, juga ikut menyambut massa buruh.
Kedua kadis itu mewakili Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang pada saat bersamaan, sedang berada di Jakarta. Pihak kepolisian dari Polda Sumut dan Polrestabes Medan, serta Satpol PP turut melakukan pengamanan.
Sejumlah pimpinan serikat buruh di Sumut, menyampaikan orasi. Salah satunya Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sumut, Anggiat Pasaribu. Ia menyoroti tingkat kesejahteraan buruh yang masih rendah, tidak saja di Sumut, tetapi juga di Indonesia umumnya.
Salah satu upaya memperjuangkan kesejahteraan buruh, menurut Ketua SPN Anggiat Pasaribu, yakni harus dengan ikut menjadi penentu kebijakan politik. Karena itu, ia menyerukan untuk mendukung buruh lewat pergerakan partai buruh.
"Pilih Partai Buruh, tapi saya bukan kampanye karena saya bukan caleg DPR. Tetapi ini adalah alat kita untuk berjuang, karena di negara ini sudah kita lihat, mau menentukan calon presiden, kesana-kemari, kita lihat di media massa, berarti partai adalah penguasa, pemerintah adalah boneka. Kita harus ikut terlibat di dalam hal ini," ujar Ketua SPN Anggiat Pasaribu.
Karena itu, Ketua SPN Anggiat Pasaribu menyerukan untuk mencontoh apa yang telah terjadi di negara Brazil, dimana dari perwakilan buruh, yang terpilih menjadi pimpinan pemerintahan.
Kemudian Ketua Partai Buruh Sumut, Willy Agus Utomo, membacakan pernyataan 10 poin tuntutan buruh dan menyerahkannya kepada Kadisnaker Sumut, Abdul Haris Lubis.
Adapun 10 poin tuntutan itu di antaranya, pertama desakan mencabut UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, kedua segera sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang mandek bertahun-tahun.
Ketiga batalkan aturan parliamentary threshold 4%, keempat tolak Omnibus Law RUU Kesehatan, kelima reforma agraria dan kedaulatan pangan, tanah untuk petani dan kesejahteraan rakyat.
Keenam, pilih Presiden RI 2024-2029 yang pro buruh, petani, dan rakyat miskin kota, serta ketujuh agar Kementerian ATR/BPN, Gubernur Sumut, BPN Sumut dan aparat penegak hukum pemberantasan mafia tanah di Sumut.
Kadisnaker Abdul Haris Lubis bersama Kadispora Bahar Siagian mengapresiasi aksi para buruh. "Yang pertama, saya, kami apresiasi kepada kita semua, partai buruh dan serikat buruh yang hadir pada hari ini, bahwa unjuk rasanya atau demonya dilakukan secara damai. Tepuk tangan untuk kita semua," kata Kadisnaker Abd Haris Lubis.
Kemudian Kadisnaker Abdul Haris Lubis mengatakan telah mendengar dan menerima 10 tuntutan buruh. Aspirasi tersebut akan menjadi atensi pihaknya, dihimpun, dan dianalisis serta segera akan dilaporkan kepada Gubernur Sumut. "Nanti tentu ada petunjuk-petujuk dari pimpinan untuk ditindaklanjuti," katanya.