Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Rosmawati Zai (35) mengaku bersyukur telah menjadi peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
“Berkat program JKN, saya jadi semangat lagi untuk menjalani hidup,” kata Rosmawati Zai kepada wartawan di Sibolga, Rabu (3/5/2023).
Warga Jalan Murai, Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga itu mengungkap, ia pernah menjalani operasi di rumah sakit swasta di Kota Medan pada 2018 yang lalu dan biayanya ditanggung BPJS Kesehatan.
Awalnya, ia mengalami gejala sakit dan pembengkakan pada tenggorokannya. Ia pun berobat ke Puskesmas, kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Sibolga.
“Dari rumah sakit ini, saya kemudian dirujuk lagi ke rumah sakit di Kota Medan untuk tindakan operasi. Alhamdulillah, operasinya lancar dan biayanya ditanggung BPJS Kesehatan,” kata Rosmawati.
Dia mengaku cemas dan khawatir sejak divonis menderita penyakit kronis. Tidak terpikirkan olehnya berapa biaya yang harus dikeluarkan jika tidak ada program JKN.
“Penyakit yang saya derita ini bukanlah penyakit ringan. Bisa saja nyawa saya yang menjadi taruhan jika tidak cepat ditangani oleh pihak rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, pelayanan yang ia dapatkan selama pengobatan tidak diskriminatif dan tak ada kesulitan. Tidak ada pembedaan antara pasien umum dan asuransi swasta dengan peserta BPJS Kesehatan.
“Mungkin saya akan galau, jika tak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Saya ini sudah janda, tidak lagi bekerja sejak sakit-sakitan, jadi tidak ada lagi tempat saya untuk bergantung,” katanya.
Maka itu, program JKN sangat bermanfaat bagi pesertanya. Tak hanya pelayanan kesehatan, melainkan juga ketenangan hati. Tidak perlu memikirkan biaya berobat, sudah dijamin oleh JKN.
“Karena masyarakat seperti kami ini untuk sakit saja takut. Kalau sakit, kemudian berobat, harus membayarnya dengan apa,” katanya.
Rosmawati mengakui, ia sekeluarga yang berjumlah 4 orang sudah terdaftar JKN pada segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN selama hampir sepuluh tahun.
“Dulu itu pihak dari kantor camat setempat mendatangi rumah kami, jadi kami siapkan berkas untuk melengkapi pengurusannya. Dan sampai sekarang kami masih merasakan manfaatnya,” katanya.
Dia kemudian menyampaikan saran untuk BPJS Kesehatan agar program ini terus berkelanjutan dan tidak berhenti menyosialisasikan program terbaru kepada masyarakat.
“Contohnya, untuk mendaftar berobat, peserta tak perlu bawa kartu BPJS Kesehatan lagi, cukup bawa KTP atau memberitahukan nomor induk kependudukan (NIK), sudah bisa mendapatkan layanan kesehatan,” katanya.