Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaiky.com-Jakarta. Polisi menangkap pemimpin kelompok anti-monarki Republik dan 51 lainnya pada penobatan Raja Charles pada hari Sabtu. Polisi mengatakan pihaknya bertugas untuk mencegah gangguan demonstrasi berlebih.
Massa yang berpakaian kuning berkumpul di antara 10 massa yang berbaris di rute prosesi di pusat kota London, agar menonjol sebagian massa ada yang berpakaian merah, putih, biru, dan mengangkat tanda bertuliskan "Bukan Rajaku".
Sementara itu, pihak Republic mengatakan pemimpinnya Graham Smith, telah ditahan sebelum prosesi dimulai. Selain itu, foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan petugas polisi menyita plakat pengunjuk rasa.
"Kami benar-benar memahami kekhawatiran publik setelah penangkapan yang kami lakukan pagi ini," kata Komandan Karen Findlay dari kepolisian Metropolitan London dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Minggu (7/5/2023).
"Selama 24 jam terakhir telah terjadi operasi polisi yang signifikan setelah kami menerima informasi pengunjuk rasa bertekad untuk mengganggu prosesi Penobatan," katanya.
Republik telah bersumpah untuk melakukan protes terbesar terhadap raja Inggris dalam sejarah modern dan pengunjuk rasa mencemooh saat Raja Charles dan Ratu Camilla berjalan ke Westminster Abbey, dan saat kebaktian disampaikan kepada publik dengan pengeras suara besar.
"Ini menjijikkan dan berlebihan," kata Kevin John, 57, seorang salesman dari Devon yang termasuk di antara para pengunjuk rasa.
Polisi tidak mengkonfirmasi penangkapan Smith. Mereka mengatakan mereka bertindak karena mereka yakin pengunjuk rasa akan berusaha merusak monumen publik dengan cat dan mengganggu "gerakan resmi".(dtf)