Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. India berhasil mencetak rekor baru mengangkut penumpang pesawat dalam sehari. Tercatat 456.082 penumpang pesawat terbang di India berhasil diangkut dalam sehari.
Terciptanya rekor baru tersebut tercapai pada 30 April 2023 saat 2.978 pesawat lepas landas dari berbagai penjuru negeri.
Menteri Penerbangan India Jyotiraditya Scindia, mengatakan bahwa melonjaknya jumlah penumpang pesawat pasca COVID-19 ini menggambarkan tingkat pertumbuhan tinggi negara tersebut.
Ledakan perjalanan terjadi di India setelah ekonomi negara tersebut pulih dari Pandemi COVID-19. Dalam waktu tiga bulan pertama tahun 2023, lebih dari 37,5 juta penumpang diangkut oleh maskapai domestik.
Hal ini menandai pertumbuhan 51,7% dibandingkan tahun lalu, data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara negara menunjukkan.
"Tidak ada pertumbuhan selama dua tahun selama COVID-19. Apa yang kita saksikan sekarang adalah bola salju dari permintaan yang terpendam itu," kata Mark Martin, seorang analis penerbangan.
Dia menambahkan bahwa lalu lintas udara di India biasanya tumbuh dua kali lipat laju PDB (Produk Domestik Bruto), karena pendapatan yang digunakan meningkat di ekonomi terbesar ketiga di Asia itu.
Sebelumnya, sebuah laporan dari badan perdagangan International Air Transport Association (IATA) menunjukkan bahwa lalu lintas domestik di India terus mendekati tingkat pra-pandemi, dan turun hanya 2,2% dibandingkan data Februari 2019.
Dengan 81,6%, India juga merupakan pasar domestik teratas dalam hal penumpang. Itulah persentase kursi yang bisa diisi oleh maskapai dibandingkan dengan AS, China, Jepang, Australia, dan Brasil.
Namun terlepas dari pemulihan yang sehat, industri terus menderita karena sejumlah masalah, termasuk harga bahan bakar yang tinggi, depresiasi rupee terhadap dolar AS, dan pesawat yang terdampar.
Lebih dari 50 pesawat maskapai besar India seperti IndiGo dan Go First telah dikandangkan selama beberapa bulan karena ada masalah terkait mesin Pratt & Whitney.
"Maskapai kehilangan miliaran dolar karena ini. Kami membutuhkan setidaknya 150 pesawat lagi untuk bergabung dengan armada guna meringankan beban," kata Martin.
Sebelumnya pada bulan Februari, Air India milik Grup Tata mengumumkan kesepakatan yang mencetak rekor karena mendatangkan 470 jet dari Airbus dan Boeing. Jumlah terbesar dalam sejarah penerbangan global.(dtt)