Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat kerugian Rp 4,39 triliun pada kuartal I 2023. Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya, Devin Wirawan membenarkan hal tersebut dan mengungkap sejumlah alasan mengapa laba perusahaan kembali mengalami kerugian.
Ia menerangkan, kerugian itu terjadi karena pengaruh market dari portofolio Saratoga. Emiten milik Sandiaga Uno ini merupakan perusahaan investasi, jadi fokusnya menyuntikkan investasi di berbagai perusahaan di Indonesia.
"Memang benar di kuartal pertama kami mengalami kerugian. Tetapi yang kami sudah jelaskan itu termasuk pengaruh market dari portofolio perusahaan Saratoga, salah satunya sekitar 85% investasi Saratoga masih dikontribusikan oleh 3 perusahaan blue chip termasuk Tower Bersama, Merdeka Copper, dan Adaro," katanya dalam paparan publik tahunan, di Adaro Institute Cyber II, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Menurutnya, kinerja Adaro dan Merdeka Copper mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh harga komoditas. Sebagai informasi, kedua perusahaan itu merupakan perusahaan di bidang sumber daya alam atau natural resource, di mana Adaro merupakan perusahaan tambang batu bara dan Merdeka Copper perusahaan penambang emas.
"Jadi walaupun manajemen operasional mereka meningkat dari tahun ke taun, tetapi tentu penjualan mereka, terutama pada anak perusahaan sangat tergantung pada harga komoditas yang di luar kontrol mereka. Jadi harus dibedakan adanya aktivitas yang berada di dalam manajemen ada juga harga komoditas yang merupakan faktor lain di luar pengaruh dari manajemen," jelasnya.
Ke depan, Devin mengatakan Saratoga akan memperluas investasinya dan mengurangi investasi di sektor natural resource. Saratoga berkomitmen akan memperluas investasinya di sektor renewable energy dan kesehatan atau health care.
"Bukan berarti kami menjual perusahaan kami, tetapi kami akan menambah investasi di perusahaan yang bukan merupakan natural resource," terangnya.
Dalam laporan keuangan perusahaan yang diunggah dalam Keterbukaan Informasi, pada kuartal I-2023, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat kerugian Rp 4,39 triliun pada kuartal I 2023. Angka itu membalikkan keuntungan yang telah dicapai pada kuartal 1-2022 sebesar Rp 3,56 triliun.
Sepanjang tahun 2022, laba Saratoga juga mengalami penurunan sangat jauh hingga 81% menjadi Rp 4,6 triliun. Angka itu anjlok dari laba bersih pada 2021 yang mencatat hingga Rp 24,8 triliun.(dtf)