Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tokoh Tionghoa Sumatera Utara (Sumut) yang juga menjabat Ketua DPW Partai Nasdem Sumut, Iskandar ST mengkritik keras pernyataan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo atau akrab dipanggil Hary Tanoe yang mengatakan bahwa Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan masyarakat Tionghoa akan mendukung siapapun calon presiden (Capres) yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2024.
Pernyataan tersebut disampaikan Hary Tanoesoedibjo didampingi Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta kepada wartawan setelah bertemu Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, sebagaimana dilansir sejumlah media, Senin, 15 Mei 2023.
Menurut Iskandar, Hary Tanoe tidak sepatutnya menyeret orang Tionghoa yang ada di Indonesia ke dalam politik praktis. Apalagi, PSMTI adalah salah satu organisasi marga Tionghoa yang bersifat sosial.
"Saya sebagai keturunan Tionghoa sangat keberatan dan menyesalkan pernyataan itu, karena seolah-olah seluruh orang Tionghoa telah menyatakan dukungan seperti yang disampaikan Hary Tanoe itu. Padahal kenyataannya tidak demikian," kata Iskandar, saat dikonfirmasi Rabu, (17/5/2023).
Iskandar menegaskan, Hary Tanoe tidak boleh menyeret-nyeret orang Tionghoa ke dalam pergelutan dunia politik praktis. Kalau mau mengajak, maka dia harus mengajak orang Tionghoa masuk ke partai politik. Sehingga warga Tionghoa tersebut bisa menyampaikan aspirasi politiknya di partai yang dipilih sesuai hati nuraninya.
"Ini kan tidak begitu, dia langsung mengklaim. Seolah-olah 7 juta orang Tionghoa yang disebut-sebut sebagai besar tergabung di PSMTI sudah pasti mendukung Capres yang didukung Jokowi. Gak betul itu. Sebab, masih banyak orang Tionghoa yang tidak terlibat politik praktis, dan belum tentu semuanya mendukung Capres yang didukung oleh Jokowi," ucapnya tegas.
Iskandar mengingatkan agar orang Tionghoa jangan mau hanya dijadikan tumbal politik atau sebagai kuda tunggangan yang akhirnya menjadi kambing hitam dan korban politik.
"Sekali lagi saya tekankan, jika ada orang Tionghoa yang ingin berpolitik maka masuklah ke partai politik. Dan sampaikan aspirasi politiknya di masing-masing partai yang ada tanpa ada tekanan," katanya.
Iskandar menambahkan, organisasi orang Tionghoa di Indonesia bukan hanya PSMTI. Tapi masih banyak lagi. Dan tidak semua orang Tionghoa yang bergabung di PSMTI. Oleh sebab itu, pernyataan Hary Tanoe ini tidak mewakili masyarakat Tionghoa Indonesia secara keseluruhan.
"Oleh karena itu, saya mengingatkan agar Ketum Partai Perindo itu menarik pernyataannya. Karena hal itu bisa membuat kegaduhan dan kubu-kubu di antara orang Tionghoa. Orang Tionghoa itu punya pilihannya masing-masing. Jadi jangan mengklaim seolah-olah mengatasnamakan masyarakat Tionghoa seluruh Indonesia," tegas Iskandar.