Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Naypyitaw - Jumlah korban tewas akibat terjangan topan Mocha di wilayah Myanmar, terutama di area yang dihuni warga Rohingya, dilaporkan kembali bertambah. Sedikitnya 145 orang tewas akibat terjangan topan yang tercatat sebagai yang paling kuat di negara itu selama lebih dari satu dekade terakhir.
Seperti dilansir AFP, Jumat (19/5/2023), topan Mocha yang membawa hujan deras dan angin kencang dengan kecepatan mencapai 195 kilometer per jam itu menerjang wilayah Myanmar dan negara tetangganya, Bangladesh, pada Minggu (14/5) waktu setempat.
Terjangan topan itu membuat bangunan ambruk dan mengubah jalanan menjadi sungai. Desa-desa di wilayah Rakhine mengalami kehancuran parah, dengan pepohonan tumbang dan saluran komunikasi terputus.
Rakhine merupakan wilayah yang menjadi rumah bagi ratusan ribu warga Rohingya yang terpaksa hidup di kamp-kamp penampungan selama konflik etnis yang berlangsung bertahun-tahun.
"Secara keseluruhan, sedikitnya 145 warga setempat tewas selama topan itu," demikian pernyataan terbaru otoritas junta militer Myanmar.
Jumlah itu, sebut otoritas junta Myanmar, mencakup empat tentara, 24 warga lokal dan 117 warga 'Bengali' yang merujuk pada sebutan rendahan untuk warga Rohingya.
Dipandang secara luas sebagai penyusup dari Bangladesh, warga Rohingya tidak memiliki akses terhadap status kewarganegaraan dan layanan kesehatan di Myanmar. Mereka bahkan perlu mendapatkan izin khusus untuk bepergian di luar wilayah Rakhine.
Salah satu kepala desa Rohingya menuturkan kepada AFP bahwa lebih dari 100 warganya hilang usai topan Mocha menerjang. Seorang pemimpin masyarakat lainnya di dekat ibu kota Sittwe, Rakhine, menyatakan kepada AFP bahwa sedikitnya 105 warga Rohingya tewas di sekitar kota itu.
Laporan soal banyaknya korban jiwa dari kalangan Rohingya itu dibantah otoritas junta Myanmar.
Media lokal yang didukung junta Myanmar melaporkan pada Jumat (19/5) waktu setempat bahwa kapal Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah membawa ribuan karung beras, sedangkan ribuan tukang listrik, pemadam kebakaran dan petugas penyelamat dikerahkan ke seluruh wilayah Rakhine.
Layanan penerbangan biasa, sebut Global New Light of Myanmar, kembali berlanjut di bandara Sittwe pada Kamis (18/5) waktu setempat. dtc