Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Korban tewas akibat topan dahsyat yang menerjang Myanmar telah meningkat menjadi setidaknya 145 orang, termasuk 117 orang warga minoritas Muslim Rohingya.
Dilansir AP, Sabtu (20/5/2023), televisi pemerintah Myanmar melaporkan bahwa angka tersebut berlaku untuk negara bagian Rakhine, di mana Topan Mocha menimbulkan kerusakan paling parah. Namun, tidak disebutkan berapa banyak kematian terkait topan yang terjadi di bagian lain negara itu.
Penghitungan korban akibat topan tersebut lambat, sebagian karena kesulitan komunikasi di daerah yang terkena dampak dan kontrol ketat junta militer atas informasi.
Junta militer Myanmar telah mengatakan bahwa jumlah korban tewas tidak resmi yang melebihi 400 kematian adalah palsu. Namun, dengan tidak adanya konfirmasi independen, masih ada ketidakpastian tentang besarnya korban dan kehancuran yang sebenarnya.
Mocha mendarat di dekat Sittwe di negara bagian Rakhine pada Minggu sore lalu, dengan angin berkecepatan hingga 209 kilometer (130 mil) per jam sebelum melemah ke daratan. Topan itu membawa banjir bandang yang meluas dan pemadaman listrik, sementara angin kencang merobek atap-atap bangunan dan menghancurkan menara ponsel.
"Jutaan orang tinggal di jalur topan dan upaya besar-besaran sekarang sedang dilakukan untuk membersihkan puing-puing dan menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang rumahnya telah rusak atau hancur," kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Rakhine Pesisir mengalami pukulan terberat dari topan dengan dampak parah di barat laut dan beberapa kerusakan di Kachin (negara bagian) juga dilaporkan," imbuh badan PBB tersebut.
Laporan di televisi negara MRTV mengatakan bahwa empat tentara dan 24 penduduk lokal di Rakhine, selain 117 warga Rohingya, telah tewas akibat Topan Mocha. Media tersebut menyalahkan kematian itu pada orang-orang yang menolak untuk mengungsi dari rumah mereka meskipun ada peringatan dari pihak berwenang sebelum badai melanda.(dtc)