Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) dan PETRASA bersama petani di wilayah lingkar tambang PT. DPM (Dairi Prima Minimal) Dairi melakukan pameran galeri foto daya rusak tambang dan stand produk pertanian di sepanjang Jalan Sisingamangraja,Sidikalang, Kabupaten Dairi, tepatnya di depan Gedung Nasional Djauli Manik, Rabu (31/5/2023).
"Pameran foto ini bertujuan untuk menarik perhatian warga Dairi dan media yang melintas terkait bahaya tambang," kata Devi Sianipar.
Disebutkannya, kegiatan yang berjalan dengan baik dan kondusif, tak lepas dari adanya kerja sama semua pihak.
"Atas kerja sama semua pihak, kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan kondusif," sebutnya.
Untuk foto-foto yang dipamerkan adalah foto kerusakan lingkungan akibat pertambangan di seluruh Indonesia beserta korban tambang, serta tatkala penting foto-foto hasil pertanian dan usaha-usaha ekonomi kreatif masyarakat yang ada di lingkar tambang.
"Kami menyebutnya foto-foto yang dipamerkan sebagai foto ekonomi tanding," ujar Devi.
Dijelaskannya, PETRASA memamerkan hasil pertanian mereka, yaitu kopi organik yang namanya juga sudah terkenal seperti kopi D’Pinagar.
Sementara itu YDPK yang selama ini telah mendampingi petani gambir di Desa Bongkaras bersama petani gambir mempromosikan hasil pertanian khas Desa Bongkaras, yaitu gambir dengan produk turunannya teh gambir dan juga katekin.
Menurut kelompok Ina gambir, bahwa gambir dapat menghidupi dan mensejahterakan warga Desa Bongkaras dan mereka tidak mau tanah dan tanaman gambarnya rusak jika PT. DPM hadir dan beroperasi di kecamatan Silima pungga-pungga.
"Warga Desa Bongkaras tidak mau kehilangan tanaman gambirnya, mengingat jarak desa mereka sangat dekat dengan pusat tambang," ungkap Devi.
Sementara Ibu Tioman Simangunsong tidak lupa mempromosikan produk bubuk bandreknya, karena menurutnya dia tidak akan bisa jualan bandrek, seperti sekarang jika wilayah Silima Pungga-pungga rusak.
"Sebagian besar bahan dasar bandreknya yang saya buat berasal dari desa-desa, sekitar Silima pungga-pungga. Bandrek yang saya buat sudah cukup terkenal dengan merk bandrek Mak Janti," sebutnya.
Dalam pameran itu, situasi pameran foto dan stand produk ekonomi tanding cukup ramai dikunjungi. Pihak keamanan juga terlihat berjaga sambil menikmati foto-foto yang dipamerkan oleh panitia dan petani yang hadir pada kegiatan itu.
"Pameran foto dan stand produk pertanian kreatif hari ini merupakan penutupan dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka peringatan 17 tahun Hari anti tambang," terang Devi.
Perlu diketahui, hari anti tambang diperingati setiap tanggal 29 Mei bertepatan dengan semburan pertama lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur, pada 29 Mei 2006 yang lalu.
Peristiwa ini merupakan peringatan bagi seluruh warga yang tinggal di lingkar tambang bahwa ada bahaya yang mengancam warga disekitar lokasi tambang.
Apalagi Dairi di sebut daerah rawan gempa dan rawan bencana untuk itu perlu waspada dan petani harus menjaga tanahnya dengan menguasai dan mempertahankan tanahnya dari keserakahan penguasa yang hanya memikirkan keuntungan segelintir orang.