Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, ekonomi Indonesia masih positif. Hal itu tampak dari berbagai indikator perekonomian.
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5% selama 5 kuartal berturut-turut. Pada kuartal I 2023 saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,03%. Berikutnya, purchasing managers index (PMI) dalam kondisi ekspansif.
"Meskipun kita juga melihat bulan Mei sudah sedikit menurun, namun ini adalah situasi yang sangat langka karena sebagian besar, negara-negara yang selama ini pertumbuhan ekonomi baik mereka dihadapkan pelemahan pertumbuhan ekonomi dan PMI-nya juga melemah atau kontraktif," terangnya dalam acara Green Economy Forum, Selasa (6/6/2023).
Sri Mulyani juga mengatakan, inflasi Indonesia dalam kondisi stabil. Padahal, Indonesia baru saja melewati hari raya di mana secara musiman inflasinya melonjak.
Dari sisi nilai tukar juga dalam kondisi relatif stabil. Dia mengatakan, pada tahun lalu rupiah terdepresiasi 3,9%. Sementara, mata uang Malaysia 6,2% dan India 6,4%.
"Imbal hasil dari surat berharga negara kita juga relatif sangat stabil bahkan mengalami penurunan. Padahal ini dalam konteks Amerika Serikat sebagai negara terbesar dunia sudah menaikkan suku bunga dalam 12 bulan terakhir dengan lebih 500 basis poin," terangnya.
Selain itu, pasar saham Indonesia juga salah satu yang terbaik di tahun 2022 sejalan dengan membaiknya perekonomian Tanah Air. Menurutnya, inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil dan prospek ekonomi yang positif mendorong adanya aliran modal masuk (capital inflow) baik di pasar saham, surat berharga negara maupun investasi langsung (foreign direct investment/FDI).
"Ini situasi yang tidak biasa bagi banyak negara di dunia yang mereka apakah menghadapi inflasi sangat tinggi, perekonomian melemah sangat cepat, atau dari sisi terjadinya disrupsi production maupun sisi demand," papar Sri Mulyani.(dtf)