Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laju tekanan inflasi Sumatra Utara (Sumut) pada bulan Mei sebesar 0,27%. Besaran angkanya lebih besar dari ekspektasi sebelumnya, dan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi nasional 0,09%. Beberapa kelompok bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan adalah sayur sayuran, ikan segar, telur ayam dan daging ayam. Dan sejauh ini cabai masih menjadi penyumbang deflasi di Sumut.
"Karena rata-rata harganya masih dibawah Rp 20.000/kg di bulan kemarin. Tetapi harga tersebut tidak akan bertahan selamanya. Pada Pekan pertama bulan Juni, harga cabai merah sudah bertengger diatas Rp 20.000/kg di sejumlah pasar tradisional di wilayah Sumut. Dan awal tren kenaikan harga cabai sudah dimulai di pekan terakhir bulan Mei kemarin," jelas Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut yang juga pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Selasa (6/6/2023).
Dikatakan Gunawan, hika harga tersebut bertahan saja hingga tutup bulan Juni, sudah dipastikan cabai akan menjadi penyumbang inflasi di bulan ini. "Dan hasil observasi saya, saya menemukan banyak potensi yang bisa membuat harga cabai melambung dalam waktu dekat atau khususnya di tahun ini. Dan alasan utamanya adalah gangguan finansial petani dan potensi El Nino yang akan 'membakar' lahan pertanian," katanya.
Dia menambahkan, cabai yang bertahan murah sejak memasuki ramadan hingga saat ini, membuat kemampuan finansial petani untuk menanam cabai mengalami penurunan. Petani mengalami kerugian karena harga jual produknya dibawah harga keekonomian, yang membuat petani merugi. Pada dasarnya petani cukup konsisten untuk tetap menanam cabai.
Hanya saja, katanya, kerugian yang diderita dalam kurun waktu dua bulan terakhir membuat kemampuan petani bercocok tanam berkurang. Ini masalah serius karena bisa saja petani tidak 100% memanfaatkan lahannya, atau justru melakukan penghematan pengeluaran, dimana kedua alasan tersebut akan memicu terjadinya penurunan produksi tanaman cabai.
Belum lagi diperburuk dengan El Nino yang bisa membuat produktivitas tanaman menurun. "Jadi kedepan kita perlu bersiap dengan kemungkinan skenario dimana harga cabai bisa saja mengulang kenaikan di atas Rp 100.000/kg. Dan sudah barang pasti dengan kenaikan tersebut cabai merah sangat berpeluang mendorong inflasi Sumut," kata Gunawan.
Dia mengatakan, skenario kenaikan terburuk harga cabai dari Rp 20.000 ke Rp 100.000/kg saja bisa mendorong inflasi naik 1% lebih hanya dari tanaman cabai merah saja.
"El Nino berpotensi merusak tanaman cabai di seluruh wilayah di tanah air. Jadi upaya untuk meredam harganya tidak mudah di tahun ini. Bahkan saya menilai Sumut akan kesulitan atau bahkan tidak mampu dalam meredam gejolak harga cabai nantinya. Apalagi sejumlah kebutuhan bahan pangan pokok perlahan sudah mulai mengalami kenaikan," kata Gunawan.