Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Permintaan produk asal Sumatra Utara (Sumut) dari buyer (pembeli) asal luar negeri terus terpangkas. Hal itu berdampak pada kinerja ekspor Sumatra Utara (Sumut) pada Semester I 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor Sumut merosot hingga 18,54% menjadi US$ 5,078 miliar dari Januari-Juni 2022 senilai US$ 6,234 miliar.
Merosotnya kinerja ekspor Sumut utamanya dipicu oleh masih melempemnya sektor industri dan anjlok hingga 19,03% dari US$ 5,910 miliar di Semester I 2022 menjadi US$ 4,785 miliar di tahun ini. Penurunan sektor industri memang sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Sumut secara keseluruhan. Karena sektor industri berkontribusi hingga 94,25% terhadap total ekspor Sumut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, mengatakan, selain sektor industri, ekspor sektor pertanian juga turun 9,75% dari US$ 324,181 juta di Januari-Juni 2022 menjadi US$ 292,562 juta di periode yang sama tahun ini. "Meski porsinya hanya 5,76% terhadap total ekspor Sumut, namun penurunan tersebut memberikan dampak besar pada kinerja ekspor Sumut," katanya, Selasa (1/8/2023).
Hasan, sapaan akrab Nurul Hasanudin, mengatakan, bukan hanya sektor industri dan pertanian, sektor pertambangan dan penggalian juga turun 28,71% dari US$ 273.000 menjadi US$ 195.000 pada Januari-Juni 2023.
Ekspor golongan barang utama Sumut pada Januari-Juni 2023 yang mengalami penurunan yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 9,58% dari US$ 2,386 miliar menjadi US$ 2,157 miliar. Kemudian berbagai produk kimia turun 35,64% menjadi US$ 962,552 juta dari tahun lalu sebesar US$ 619,525 juta. Kemudian karet dan barang dari karet jeblok 40,55% dari US$ 662,492 juta menjadi US$ 393,818 juta dan bahan kimia organik turun 48,98% dari US$ 465,588 juta menjadi US$ 237,551 juta.
"Golongan barang yang turun lagi yakni kopi, teh dan rempah-rempah turun 8,22% dari US$ 225,828 juta menjadi US$ 207,270 juta dan kayu, barang dari kayu turun 16,97% menjadi US$ 128,928 juta dari tahun lalu sebesar US$ 107,049 juta," kata Hasan.