Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 tumbuh 5,17% secara year on year. Jika dilihat secara kuartalan ekonomi RI juga masih tumbuh 3,86%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud menjelaskan ada beberapa faktor kejadian yang mempengaruhi pergerakan roda perekonomian Indonesia. Misalnya dari sisi eksternal, ekonomi global sendiri diperkirakan tumbuh melambat.
"IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan melambat dari 2022. Demikian pertumbuhan ekonomi negara berkembang diproyeksikan tumbuh di atas pertumbuhan perekonomian global dan negara maju serta diproyeksikan menguat di 2024," ucapnya dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).
Meski begitu, menurut Edy kondisi ekonomi beberapa negara besar di dunia pada 2023 pada kuartal II-2023 tetap tumbuh meskipun beberapa di antaranya mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang pada kuartal I-2023 lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I-2022 dan 2021.
Dari sisi internal, neraca perdagangan Indonesia masih surplus selama 38 bulan berturut-turut. Meskipun hasil neraca perdagangan tersebut mengalami tren penurunan.
"Pada triwulan II-2023 surplus neraca perdagangan kita US$ 7,82 miliar atau turun 49,81% dibandingkan triwulan yang sama 2022," ucapnya.
Ekonomi RI juga tumbuh seiring peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat. Misalnya juga dari rata-rata tingkat penggunaan kamar hotel pada kuartal II-2023 mengalami peningkatan sebesar 1,84 poin.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% itu menurut BPS paling utama didorong oleh komponen konsumsi rumah tangga, PMTB, konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit yang tumbuh positif di kuartal II-2023. Sementara kegiatan perdagangan luar negeri kita terjadi kontraksi.
"Sebagai penyumbang utama PDB, menurut penggunaan adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh pada triwulan 2 2023 sebesar 5,23%. Sementara PMTB tumbuh 4,63% didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan serta peralatan dan mesin," tambahnya.
Konsumsi pemerintah juga tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 10,62% di kuartal II-2023. Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan realisasi belanja pemerintah, sementara konsumsi lembaga nonprofit itu tumbuh 8,62%.
Dari penjelasan itu komponen terbesar yang memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi pertama konsumsi rumah tangga yang memberikan dorongan sebesar 2,77% dari 5,17%. Kedua komponen PMTB 1,39% dari 5,17%, serta konsumsi pemerintah sebesar 0,73% dari 5,17%. Komponen lainnya menyumbang sekitar 0,32% dan komponen ekspor kita kontraksi sebesar 0,04%.(dtf)