Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia Sumatera Utara (PSI Sumut), HM Nezar Djoeli, mengaku prihatin dengan sikap dan pernyataan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi di paripurna HUT ke-78 RI yang berlangsung di DPRD Sumut, Rabu (16/8/2023).
Seperti diberitakan, saat akan memberikan sambutan dan menyebut nama sejumlah pimpinan Forkopimda, Gubernur Edy menyatakan hampir lupa menyebutkan nama wakilnya Musa Rajeksah (Iejck). Dikatakannya, hal itu karena ia terlalu lama ditinggalkan patnernya itu.
"Yang saya hormati Forkopimda, eh Wakil Gubernur Sumut, lupa saya ini Wakil Gubernur Sumut karena terlalu lama saya ditinggalkannya, sehingga lupa saya, Musa Rajekshah," kata Edy saat itu.
BACA JUGA: Di Sidang Paripurna DPRD Sumut Gubernur Edy Rahmayadi Blak-blakan Sudah Lupa dengan Wakilnya Ijeck
Di Sidang Paripurna DPRD Sumut Gubernur Edy Rahmayadi Blak-blakan Sudah Lupa dengan Wakilnya Ijeck
"PSI sangat menyesalkan pernyataan Gubernur Edy. Pernyataan itu bernada provokatif, propaganda, apalagi disampaikan pada rapat yang sangat mulia dalam sebuah rapat paripurna di lembaga legislatif Provinsi Sumatera Utara," kecam Nezar Djoeli, Kamis (17/8/2023)
BACA JUGA: Edy Rahmayadi Balas Sindiran Ijeck: Kayak Anak Kecil Minta Bonbon!
Ditegaskan Nezar Djoeli, forum rapat paripurna adalah forum resmi, bukan forum statement-statement seperti yang disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi di hadapan pimpinan dan anggota DPRD juga tamu undangan yang hadir, bahkan ada undangan pelajar SMA/SMK yang hadir saat itu.
Menurut mantan anggota DPRD Sumut ini, kejadian itu menunjukkan arogansi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumut yang akan berakhir pada 5 September 2023 ini. Karena hal itu merupakan sindiran halus kepada wakil gubernur yang disebutnya udah lama meninggalkan dia.
BACA JUGA: Ijeck Lapor ke Airlangga: Di Sini, Badainya Kencang Pak, Orang Nomor 1 di Sumut Terus Mengganggu!
"Tidak ada kesan yang baik ditinggalkan dengan kalimat itu, apalagi di dalam sebuah rapat yang mulia di sidang paripurna lembaga legislatif. Kalimat itu tidak sepatutnya terjadi dan saya juga sangat menyesalkan kepada fraksi-fraksi yang ada di parlemen hanya bisa diam, terhadap hal itu," tegas Nezar Djoeli