Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Polemik siapa sosok Roida Tampubolon, wanita yang sempat berusaha melempar sandal ke arah Presiden RI, Joko Widodo, Minggu (27/08/2023) lalu, akhirnya terkuak.
Roida Tampubolon ternyata punya kisah getir. Penelusuran wartawan dari berbagai sumber menyebutkan sosok wanita tersebut diketahui kerap membuat pusing aparat Kepolisian dengan berbagai aksi di luar nalar.
Sebagai informasi, Roida Tampubolon pada 27 Oktober 2021 lalu pernah diserahkan Polda Sumut ke Dinas Sosial Kota Medan. Sebab ia terindikasi mengalami gangguan jiwa dan telantar.
Hal ini dikuatkan dengan surat yang dikeluarkan Dinas Sosial Kota Medan pada tgl 27 Oktober 2021 dan surat Keterangan Opname dari Rumah sakit Jiwa Prof Ildrem tertanggal 27 Agustus 2021.
Ia pernah mengaku menjadi korban ancaman serius hingga hendak dipenjarakan tetangganya dalam beberapa kasus.
Roida Tampubolon juga diketahui telah memiliki dua orang anak yang sering diajaknya dalam beberapa kali kesempatan saat melaporkan kasusnya ke pihak berwajib.
Selain itu, Roida Tampubolon juga dikenal sebagai perempuan bertempramen di lingkungan tempat tinggalnya. Terungkap pula sebuah fakta jika ia pernah terlibat sebuah kasus penganiayaan.
Itulah salah satu hal kontorversial dari Roida Tampubolon yang diduga pernah menggigit jari tetangganya hingga putus.
Akibatnya, ia pernah ditahan pihak Polrestabes Medan atas kasus tersebut, dan usut punya usut, wanita ini ditengarai sebagai seorang ODGJ kambuhan.
Tidak diketahui bagaimana ia dapat menjadi bagian dari salah satu anggota relawan Bobby Nasution dalam acara Rembug Kemerdekaan.
Disebut Sudah Mati
Kepala Dinas Sosial Deli Serdang, Rudi Akmal Tambunan, membeberkan kenapa Roida Tampubolon sempat disebut sudah mati oleh suaminya.
Ceritanya, kata Rudi, kala itu Roida Tampubolon sempat ditahan karena ribut dengan tetangganya. Saat ditahan itulah, sang suami bernama Malangon mengeluarkan Roida Tampubolon dari Kartu Keluarga.
Suaminya ini pula yang kemudian memohon kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir, agar diterbitkan surat kematian Roida Tampubolon.
"Suaminya pun sudah dihukum. Dan menurut Roida, ada orang lain juga yang harusnya dihukum karena telah mengeluarkan dirinya dari KK dan dibilang meninggal," kata Rudi, Rabu (30/08/2023).
Ia mengatakan, ada pihak yang sempat memberi saran kepada Roida, bahwa sebenarnya dia itu bisa mendapat kompensasi dari laporan kasus pemalsuan akta kematiannya.
"Sempatlah dia dijanjikan dapat kompensasi sejumlah uang. Nah, uang ini enggak didapatnya. Ini yang memicu dia mengadukan ke polisi, dan dua kali datang ke Polda, "ucap Rudi.
Roida sebelumnya sempat memiliki Kartu Keluarga di Kabupaten Samosir.
"Waktu pertama kali kita jumpa dia, ya dia itu orang yang bisa dibilang enggak punya identitas. Dia sempat dibilang mati dan dihidupkan kembali sama Capil sana (Samosir) ke Capil sini. Tapi enggak bisa ditindaklanjuti karena orangnya enggak datang," kata Rudi.
Roida Simanjuntak punya seorang anak yang diketahui masih duduk di bangku sekolah dasar.
Setelah peristiwa pelemparan sandal ke arah Presiden Jokowi, anak Roida ikut dibawa ke rumah aman. Perlindungan diberikan kepada anaknya agar tidak terlantar.
"Dapat belas kasihan dari orang lain selama ini mereka. Karena rumahnya itupun setengahnya disewakan sama orang lain. Rumah pusakanya itu," ucap Rudi.
Setelah melakukan aksi unjuk rasa di Polda Sumut tahun 2021, Roida pun sempat beberapa kali dibawa ke pusat rehabilitasi termasuk di daerah Galang dan Tuntungan.
Baru kemudian dibawa ke RSJ Ildrem. "Pernah adiknya yang dari Jambi datang dan mengeluarkan dia dari rumah rumah sakit jiwa. Berhasil keluar karena sudah stabil. Karena ada jaminan keluarga dan dia sudah terkendali, sehingga bisa dikeluarkan.
Sebenarnya abangnya yang kandung pun ada polisi dulu tugas di Polda enggak tau lagi sekarang tugas dimana. Cuma sudah angkat tangan untuk dia ini," kata Rudi.