Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan berkah hilirisasi. Dampak hilirisasi ini kata Luhut dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah hingga mengurangi angka kemiskinan.
Contohnya sudah terjadi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara yang di wilayahnya ada pusat hilirisasi nikel.
"Karena Anda bertanya kepada saya dampaknya, saya akan perlihatkan ini memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Ini pun hanya satu hilirisasi, bijih nikel saja, belum bicara yang lainnya," beber Luhut dalam salah diskusi pada ISF 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
Dalam bahan paparannya, terlihat pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki pusat pengolahan nikel Morowali mengalami kenaikan pesat. Rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada 2001 hingga 2014 hanya 7,5%, namun sejak hilirisasi nikel dilakukan pada 2015 pertumbuhan ekonomi meningkat pesat menjadi rata-rata 11,7% dari tahun 2015 hingga 2022.
Kejadian yang sama juga terjadi pada Provinsi Maluku Utara yang memiliki pusat pengolahan nikel Pulau Obi. Pertumbuhan ekonominya di tahun 2001 hingga 2018 rata-ratanya cuma 5,7%. Namun, sejak hilirisasi dilakukan pada 2019 hingga 2022 rata-rata pertumbuhan ekonomi naik menjadi 12,9%.
Tidak sampai di situ, hilirisasi nikel pun disebut Luhut dapat memangkas angka kemiskinan. Dua provinsi tadi juga jadi contohnya.
Pertama, di Provinsi Sulawesi Tengah dari awalnya memiliki tingkat kemiskinan di atas 20% pada 2007, kini kemiskinan menurun di bawah 15% pada 2022. Sementara itu di Maluku Utara, yang awalnya memiliki tingkat kemiskinan di level 10% di tahun 2007 turun menjadi di bawah 10% pada 2022.
"Selain itu angka kemiskinan di wilayah yang melakukan hilirisasi ini juga menurun. Itu hal yang penting," kata Luhut.
Tidak sampai di situ, hilirisasi juga membuat investasi makin menyebar. Tidak hanya di Pulau Jawa namun juga non Pulau Jawa.
"Karena industri hilir ini sekarang investasi di luar Pulau Jawa seperti 58% dan di dalam Pulau Jawa 42% sebelumnya, jadi lihat juga di Morowali di Halmahera kita belum punya industri di sana. Sekarang lihat ini," beber Luhut.(dtf)