Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan panasnya iklim geopolitik dunia telah menimbulkan krisis pangan. Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina contohnya.
Menurutnya, perang yang terjadi antara kedua negara setahun lebih ke belakang telah menimbulkan krisis pangan. Pasalnya, dua negara itu dikenal sebagai eksportir gandum, saat perang pecah, pasokan gandum dunia pun jadi kacau.
Jokowi pun menceritakan soal pertemuannya dengan kedua pimpinan negara yang berkonflik itu, Juni 2022 yang lalu. Saat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Jokowi mendapatkan laporan langsung dari Zelensky bahwa ada sekitar 77 juta ton gandum tak bisa diekspor karena negara itu diserang Rusia.
"Saat itu saya ketemu Presiden Zelensky di Kyev Ukraina. Saya diskusi 2,5 jam, dan Zelensky sampaikan di sana ada 77 juta ton wheat gandum tidak bisa keluar, diekspor ke Afrika dan Asia. Semua berhenti karena pelabuhan Odesa diblok Rusia," beber Jokowi dalam pidatonya pada Dies Natalis IPB ke 60, Jumat (15/9/2023).
Hal yang sama juga terjadi saat Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusa Vladimir Putin. Katanya, Putin juga mengatakan ada jutaan ton gandum tak bisa diekspor karena negaranya berperang dengan Ukraina.
"Bicara lagi dengan Presiden Putin, 3 jam saya berbicara. Keluar lagi angka, 'Presiden Jokowi, di Rusia ini ada 130 juta ton gandum berhenti'," ungkap Jokowi.
Artinya dari dua negara itu sudah ada 207 juta ton pasokan gandum global sempat tertahan di tengah perang yang berkecamuk. Jokowi lantas mengatakan mandeknya pasokan gandum global membuat banyak masyarakat di berbagai negara kelaparan.
Pasalnya, saat pasokan gandum global berkurang, yang jadi masalah bukan cuma ketersediaan barangnya saja. Namun, harga barang yang ada pun menjadi naik. Ujungnya krisis pangan pun terjadi dan merugikan masyarakat dunia.
"Artinya ada 207 juta ton gandum berhenti di Ukraina dan Rusia. Kalau berhenti, yang biasa impor mau makan apa? Itu lah konteks geopolitik yang berhubungan denhan krisis pangan. Di Eropa Gandum naik, di Afrika gandum naik, di Asia gandum naik. Kita semuanya, rakyat lah yang dirugikan," papar Jokowi.(dtf)