Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada September 2023, Sumatra Utara (Sumut) inflasi sebesar 0,37% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,29%. Sementara itu, inflasi year on year (yoy) gabungan lima kota di Sumut yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli tercatat sebesar 2,15% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,22.
"Dari lima kota IHK di Sumut, inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 3,40% dengan IHK sebesar 118,68 dan terendah di Gunungsitoli sebesar 1,85% dengan IHK 116,87," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, Senin (2/10/2023).
Data BPS Sumut, beberapa komoditas yang menjadi pemicu inflasi pada September 2023 antara lain beras, akademi/perguruan tinggi, tomat, ikan dencis, bensin, wortel, dan daging ayam ras. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain bawang merah, jeruk, telur ayam ras, cabai merah, pir, bawang putih, dan angkutan udara.
Komoditas beras yang mengalami kenaikan harga di bulan September 2023, sangat dominan dalam menyumbang inflasi di Sumut, yakni 0,18%. "Kondisi ini yang menyebabkan Sumut mengalami inflasi 0,37% pada September 2023," kata Hasan, sapaan akrab Nurul Hasanudin.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan, minuman dan tembakau andilnya paling besar yakni 0,19%. Dalam kelompok ini, ada beras sebagai peyumbang dominan. "Ini tidak hanya terjadi di Sumut namun juga secara nasional. Kalau dilihat pergerakan harganya, rata-rata sudah berada pada level Rp 13.659/kg. Harga ini kita dapat dari berbagai pasar yang dipantau," kata Hasan.
Dibandingkan dengan bulan Agustus 2023, kenaikan harga beras cukup tinggi, mencapai 3,89%, atau naik rata-rata Rp 500/kg. Dari Januari 2023, beras masih berada di level harga Rp 12.700/kg, sehingga terjadi inflasi hingga 12,33%.
"Tentunya ini menjadi perhatian. Terkait bagaimana pasokan, dan antisipasi dampak El Nino dan panen yang menurun," kata Hasan.
Hasan mengatakan, pada September 2023, seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi yoy, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,23%, lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06%, kelompok kesehatan sebesar 0,06%, kelompok transportasi sebesar 0,06%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04%.
Kemudian kelompok pendidikan sebesar 0,15%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,16%.