Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Neraca perdagangan luar negeri Sumatra Utara (Sumut) per Agustus 2023 mencatatkan surplus US$ 3,141 miliar dimana ekspor mencapai US$ 6,971 miliar sementara impor senilai US$ 3,830 miliar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, lima dari 10 negara yang menjadi mitra dagang utama berkontribusi besar pada surplus perdagangan Sumut. Tercatat, Sumut sudah meraup untung hingga US$ 1,633 miliar sepanjang Januari-Agustus 2023 dari lima negara tersebut.
Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, mengatakan, untung terbesar yang diperoleh Sumut berasal dari perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) senilai US$ 541,106juta. Tercatat, nilai ekspor Sumut ke negara tersebut mencapai US$ 824,085 juta, sedangkan impor di periode yang sama hanya US$ 282,980 juta.
"Mitra dagang kedua yang memberikan keuntungan besar pada Sumut adalah India yang mencapai US$ 400,903 juta. Sepanjang Januari-Agustus, ekspor Sumut ke India mencapai US$ 619,140juta sementara impor US$ 218,236 juta," kata Hasan, Rabu (4/10/2023).
Negara ketiga yang berkontribusi mengerek keuntungan Sumut adalah Jepang. Sumut mampu mengantongi keuntungan hingga US$ 281,910 juta, dimana ekspor ke negara tersebut mencapai US$ 323,437juta dan impor hanya US$ 41,527 juta. Dengan Cina, Sumut juga sudah untung US$ 220,651 juta, karena ekspor tercatat US$ 1,206 miliar sedangkan impor mencapai US$ 986,263, juta.
Selanjutnya perdagangan dengan Mesir menghasilkan keuntungan US$ 188,713 juta, dimana ekspor Sumut ke negara tersebut mencapai US$ 197,255 juta dan impor di periode Januari-Agustus hanya US$ 8,542 juta.
Secara keseluruhan, kata Hasan, perdagangan luar negeri Sumut masih untung alias surplus. Namun berdasarkan data perdagangan dengan 10 mitra utama, Sumut masih rugi berdagang dengan Singapura senilai US$ 368,013 juta, kemudian dengan Malaysia senilai US$ 267,313 juta, Brasil US$ 121,708 juta, Argentina US$ 116,936 juta dan dengan Australia rugi senilai US$ 99,117 juta.