Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berbagai elemen mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Sumatera Utara (APSU) bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat Prof Dr dr Ridha Dharmajaya SpBS (K), Sabtu (25/5/2024).
Pada pertemuan itu, APSU blak-blakan menjadikan sosok Prof Ridha sebagai favorit untuk Wali Kota Medan lima tahun ke depan.
Bukan tidak beralasan, mereka menilai Prof Ridha memiliki sepak terjang yang sudah mumpuni dalam berbagai kegiatan yang menyentuh langsung kepada masyarakat.
Selain penggerak khitanan massal, Prof Ridha Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) USU itu, juga menjadi inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), yang memiliki misi mulia penyelamatan generasi muda dalam memanfaatkan bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
"Prof Ridha ini salah satu yang kami favoritkan untuk maju dan menang pada Pilkada Kota Medan nanti. APSU tidak ingin anak muda apatis lagi, karena ada sosok yang benar-benar peduli dengan kaum muda khususnya," ujar Koordinator APSU, Taufik Prima.
Apalagi, sambung Taufik, masa depan negeri ini ada di tangan pemimpin.
"Kami juga siap berjuang meyakinkan parpol untuk tidak ragu mendukung prof karena APSU dengan berbagai latarbelakang organisasi kemahasiswaan siap mendukung prof," ujarnya.
Namun, sebelum tiket rekomendasi hadir, Taufik mengungkapkan pentingnya APSU hadir untuk ikut bersama meningkatkan elektabilitas dan popularitas prof Ridha.
Hal senada disampaikan sekretaris APSU Rizkinta Sitepu. "Kita melihat saat ini kepedulian masyarakat begitu besar terhadap prof Ridha dengan beragam kegiatan sosial dan aktifitas masyarakat lain yang telah dilakukannya," ungkapnya.
Hal itu juga yang mendorong APSU, kata Rizkinta, bersilaturahim dan berdiskusi dengan Prof Ridha untuk membangun komitmen kebersamaan, yang akan terjalin bukan hanya di awal saja, tetapi akan selalu berjalan berbarengan.
"Untuk itu Prof harus di-endorse dari sisi pemuda agar Medan ini khususnya memiliki pemimpin yang peduli memcetak generasi berkualitas," tuturnya.
Menyahuti hal itu, Prof Ridha menyambut baik kedatangan para pemuda yang tergabung dari berbagai elemen itu. "Ini luar biasa. Adik-adik.bisa berkumpul dari berbagai elemen. Namun di sini saya mengajak adik-adik memahami mengenai fenomena yang dihadapi kaum muda saat ini dan bisa saya formulakan dengan N E E T, 9,9 Juta, 15-24 dan 2045," ujarnya.
Maksudnya sebut Prof Rodha yakni Not Employ Not Education, Not Trainning.
"9,9 juta anak muda tidak bekerja, tidak mendapatkan pendidikan, tidak mendapatkan pelatihan. Dan dicap sebagai anak muda kaum rebahan. Yang terjadi narkoba, judi online, begal dan kegiatan kriminal lainnya," sebut Prof Ridha.
Padahal lanjutnya, Indonesia merupakan negara di dunia selain India yang memiliki usia produktif cukup tinggi 15 sampai 24 tahun atau situasi bonus demografi.
"Tahun 2045 menuju Indonesia Emas harus tercipta atau kita kehhilangan kesempatan karena tahun 2023 jumlah kelahiran turun hanya 1,3 tentu ke depan kaum tua lebih tinggi dan tak ada bonus demografi," katanya.
"Kita harus memanfaatkannya jika ingin menciptakan Indonesia Emas 2045. Yakni dengan meningkatkan pendidikan dan menurunkan biaya pendidikan selain itu juga menyadarkan kaum muda bahwa pendidikan bissa merubah hidup. Jangan ada praktik orang dalam mendapatkan peluang kerja. Sehingga kita tidak berebut recehan di negeri sendirii dan anak-anak muda kita harus jadi penentu," ucapnya.
Sebelum mengakhiri, Prof Ridha turut mengajak kaum muda terkhusus APSU untuk mengenali potensi besar yang ada pada dirinya. "Tentu ini akan memudahkan kita memenuhi target meningkatkan kualitas kaum muda. Adik-adik punya potensi besar yang hanya terbatas langit. Adik-adik harus mengambil bagian agar bisa menjadi generasi muda berkualitas dan mampu bersaing di dalam dan luar negeri," pungkas Prof Ridha.