Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengatakan sebagian daging kurban dari jemaah Indonesia di Makkah, Arab Saudi, akan dibawa ke Tanah Air. Muhadjir mengatakan daging kurban itu akan disalurkan ke masyarakat dalam bentuk daging olahan sebagai upaya membantu penanganan stunting.
"Insyalaah nanti daging kurban yang berasal dari jemaah haji Indonesia yang disembelih di Makkah itu juga nanti akan di sebagian akan dibawa kembali ke Indonesia dalam bentuk daging yang sudah olahan ya, dalam kaleng ya, nanti akan kita bagikan kepada masyarakat khususnya dalam ikut serta menanggulangi stunting, jadi kita akan bagi-bagi, mudah-mudahan prosedurnya lancar saya sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pertanian dan BPOM sehingga tidak ada kendala seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Muhadjir Effendy usai salat Idul Adha di Gedung Pusat Dakwah PP Muhamamdiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/6/2024).
Muhadjir mengatakan proses pemotongan hewan kurban di Makkah pasti dilakukan sesuai standar dan dalam pengawasan. Dia memastikan daging kurban yang akan dibawa ke Tanah Air nantinya adalah daging yang layak dan sehat untuk meningkatkan gizi masyarakat.
"Dan di sana pemotongan kurban sangat terstandar dan diawasi sehingga kalau ada sebagian yang dikirim ke Indonesia dikirim kembali ke Indonesia itu kita pastikan sehat dan layak dimakan, bahkan itu bisa menaikkan konsumsi gizi terutama protein untuk warga dan akan kita fokuskan kepada mereka yang mengalami membutuhkan perbaiki gizi," ujarnya.
Dia belum bisa memastikan jumlah daging kurban dari Mekkah yang akan dibawa ke Tanah Air. Namun, dia telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan BPOM terkait penyaluran daging kurban tersebut.
"Saya sampai sekarang belum mendapatkan laporan berapa ton yang bisa dikirim. Tapi akan kita kirim sebanyak-banyaknya karena masih ada koordinasi juga dengan pihak produsen di sana. Kan ini kapasitas produksi yang akan kerja sama dengan pemerintah Indonesia dengan BPKH ini kan masih belum tahu kita kapasitasnya," ujarnya.(dtc)