Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Makkah. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan penyelenggaraan haji 2024 berjalan sukses. Namun Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mengungkap fakta berbeda.
Ketua Timwas Haji DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan penilaian baik atau tidaknya penyelenggaraan haji ini tergantung masyarakat.
"Terbaik atau tidak terbaik kan yang menilai masyarakat, DPR hanya bertugas untuk mendudukkan proporsi," kata Cak Imin kepada wartawan di Makkah, Sabtu (22/6/2024).
Namun Cak Imin mengungkapkan fakta berbeda. Salah satunya masalah tenda over capacity yang membuat jemaah terpaksa tidur berdesak-desakan di dalam tenda.
"Bahwa fakta videonya ada bahwa orang ditumpuk-tumpuk kayak sarden ada," imbuh Cak Imin.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini kemudian mengungkap temuan lainnya, salah satunya toilet yang tidak ramah lansia.
"Bahwa MCK seperti tidak mengindahkan keramahan terhadap lansia, tidak mengindahkan jumlah rasionya, itu fakta. Jadi fakta-fakta ini tidak bisa dibantah," tuturnya.
"Sekaligus kita juga menyaksikan bahwa banyak sekali jemaah kita yang masih membutuhkan bantuan-bantuan langsung yang memadai," pungkasnya.
Klaim Menag Haji Berjalan Sukses
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengaku bersyukur puncak haji berjalan dengan lancar. Menurutnya, kesuksesan dan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji tahun ini karena smart card dan kebijakan skema murur.
"Saya kira iya, salah satu kunci sukses dan lancarnya perjalanan jemaah haji kita ini di dua hal ini (smart card dan murur)," ujar Menag ketika berkunjung ke Kantor Urusan Haji Madinah, Jumat (21/6).
Menurut Gus Men, sapaan akrabnya, mengatakan smart card dan skema murur yang diterapkan ini sebagai salah satu cara mengurangi kepadatan saat puncak haji.
"Pertama soal Nusuk Card atau smart card itu, di mana pemerintah Kerajaan Saudi Arabia bisa dengan mudah mendeteksi mana jemaah haji legal dan ilegal," jelasnya.
"Ini juga berefek pada rombongan jemaah haji Indonesia karena sebelumnya ketika masih leluasa gitu ya, jemaah haji yang menggunakan visa nonhaji itu bisa masuk di Arafah, di Mina, dan Muzdalifah. Kerumunan itu menjadi semakin besar gitu, sehingga space-space-nya juga terbatas," sambung Gus Men.(dtc)