Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kasus pemecatan siswa kelas VIII oleh Sampoerna Academy Medan menyita perhatian publik, diantaranya dari Prof Dr Maidin Gultom SH MHum.
Maidin Gultom, tokoh pendidikan itu dalam keterangan persnya, Rabu (31/7/2024), mengatakan sangat tidak tepat dan tidak mendidik kenakalan anak sekolah dihukum dengan cara melakukan pemecatan.
"Haruslah dilakukan pembinaan sebagaimana di sekolah SD, SMP dan SMA, ada juga Guru BP yang setidak-tidaknya mempunyai psikologi anak," ujar Maidin Gultom.
Guru Besar Fakultas Hukum ini menyampaikan tindakan yang dilakukan Sampoerna Academy dengan melakukan pemecatan bukan mengakhiri masalah tetapi dapat menimbulkan suatu masalah baru baginya dan masa depannya.
Hal ini kata Maidin, dikarenakan anak sekolah tersebut masih dalam proses pancaroba yang belum mempunyai suatu sikap yang dapat diambil untuk kepentingan sendiri terutama jika ditemui adalah masalah-masalah dalam diri siswa.
"Pembinaan adalah salah satu cara yang terbaik. Kecuali anak tersebut telah dilakukan tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku dan telah menemukan akar masalah namun tidak dapat diselesaikan dengan baik, dan hal ini harus dikembalikan serta diberi saran-saran kepada orang tua siswa apa yang harus dilakukan orang tua kepada anaknya," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Sampoerna Academy yang berada di Komplek Citra Garden, Padang Bulan Medan memecat sepihak pelajar kelas VIII yang ingin mengenyam pendidikan secara normal, pada Selasa (23/7/2024).
Kasus tersebut pun ramai atau viral diberbagai pemberitaan dan media sosial hingga mengundang tanggapan serius dari praktisi kampus, pengamat pendidikan dan praktisi hukum.
Sebelumnya secara terpisah, manajemen Sampoerna Academy Medan melalui Tim PR menyatakan komitmen untuk memastikan terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi seluruh komunitas Sekolah Sampoerna Academy.
Namun karena terjadi pertikaian antara siswa dan calon siswa di luar lingkungan dan jam sekolah, yang kemudian berkembang menjadi insiden kekerasan verbal, maka Sampoerna Academy Medan tidak menolerirnya.
"Sampoerna Academy tidak pernah dan tidak akan mentolerir perilaku kasar atau mengancam dan mempertahankan sikap tegas atas itu," ujar Tim PR menjawab konfirmasi wartawan, Jumat (26/7/2024).
Sejalan dengan prinsip itu, setelah secara menyeluruh mempelajari dan mempertimbangkan insiden tersebut, Sampoerna Academy memutuskan untuk tidak menerima calon siswa tersebut ke Sampoerna Academy Medan.