Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (TPM USU) mengembangkan tanaman acem acem (oxalis dehradunensis R.) sebagai solusi inovatif untuk mengatasi serangan hama lalat buah bactrocera dorsalis sp di Kabupaten Karo.
Kegiatan yang digelar di Desa Semangat, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo belum lama itu, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat petani hortikultura dan menjaga ekologi lingkungan dan kesehatan kerja.
Adapun tim PKM ini diketuai Dr Eka Lestari Mahyuni SKM MKes (Fakultas Kesehatan Masyarakat). Sedangkan anggota Isra Suryati ST MSi (Fakultas Teknik Lingkungan). Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari kedua fakultas.
"Ini merupakan masalah yang belum pernah terselesaikan di Tanah Karo. Lalat buah atau yang sering dikenal dengan nama 'cit-cit' menjadi musuh utama petani Karo karena sering merugikan hasil panen. 'Cit-cit' merupakan penyebab busuk buah dan juga menurunkan nilai jual dari panen produk pertanian yang dikelola seperti buah tomat, jeruk, kopi, ataupun tanaman hortikultura lainnya," kata Eka dalam keterangan tertulisnya Sabtu (10/8/2024)
Eka mengaku telah meneliti manfaat tanaman acem acem yang memiliki khasiat sebagai insektisida dan repellent bagi hama cit-cit ini. Inisiatif mengangkat daun acem acem (oxalis dehradunensis R.) adalah solusi inovatif untuk mengatasi masalah hama pada tanaman hortikultura.
Daun acem acem, kata Eka, merupakan tanaman liar dari pegunungan sekitar Tanah Karo. Dulu dianggap tak bernilai. Namun saat ini telah dikembangkan menjadi pestisida alami yang efektif melawan lalat buah (bactrocera dorsalis sp.)
Selain itu, lanjut Eka, pihaknya, telah mengembangkan berbagai produk dari daun acem acem sejak 2019. Produk-produk tersebut meliputi sabun pembersih pestisida, krim anti penuaan dini, serbuk effervescent. Dan sekarang dikembangkan sebagai pestisida alami untuk membunuh lalat buah.
"Program ini tidak hanya memberikan solusi bagi petani untuk meningkatkan hasil panen tetapi juga menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia," sebut Eka
Adapun kegiatan yang dilakukan yakni membuat pestisida nabati ekstrak Oxalis dehradunensis R. Setelah itu dilakukan pengujian pestisida nabati ekstrak oxasalis dehradunensis R dimana pestisida itu disemprotkan ke tanaman tomat yang diinjeksikan lalat buah.
Selain itu juga dilakukan pengukuran lingkungan khususnya kualitas udara ambien dengan beberapa parameter seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), partikulat ukuran 2,5 mikron (PM2,5), partikulat ukuran 10 mikron (PM10), total volatile organic compound (TVOC), formaldehida (HCHO) dan beberapa parameter meteorologi seperti suhu, kelembaban, tekanan, arah angin dan kecepatan angin.
"Pestisida nabati ini merupakan produk saya yang kelima dan kita ciptakan untuk menjaga siklus atau ekologi lingkungan melalui pengelolaan limbah pertanian yaitu daun acem acem.” tandasnya.