Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pilkada Medan 2024 menghadirkan 3 pasangan calon (Paslon) untuk bertempur memperebutkan kursi wali kota/waki wali kota periode 2024-2029. Bagaimana kans ketiga paslon untuk memenangkan pertandingan dan siapa paling berpeluang mengunci kursi Medan 1 dan 2, berikut wawancara kami dengan 2 pengamat politik Anwar Saragih dan Agus Suriadi.
Anwar Saragih dan Agus Suriadi memprediksi Pilkada Medan 2024 akan menjadi 'pertarungan' yang sama kuat di antara ketiga paslon yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan.
Ketiga paslon adalah Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap yang diusung koalisi partai gemuk, yakni Partai NasDem, Partai Gerindra, PAN, Golkar, PSI, Partai Demokrat, PKB dan Partai Perindo.
Lalu, ada Prof Ridha Dharmajaya-Abdul Rani yang diusung PDI Perjuangan dan Hanura, serta didukung 6 partai nonkursi, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Buruh dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Serta paslon Ustaz Hidayatullah-Ahmad Yasyir Ridho Lubis yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
BACA JUGA: Pilkada Medan 2024 Pertarungan 3 Kubu, Inilah Profil Paslon dan Peta Kekuatannya
"Secara umum kekuatan ketiganya berimbang, namun peta kekuatan saat ini lebih mengunggulkan pasangan Prof Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani," kata Anwar Saragih kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/9/2024).
Alasannya adalah, katanya, pertama, secara personal branding pasangan Prof Ridha-Rani sangat kuat, utamanya di pemilih nasionalis dan Islam.
"Saat ini, Prof Ridha adalah kader PDI Perjuangan sementara Abdul Rani adalah Ketua DPC PPP Medan. Jadi, nasionalis yang menjadi basis utama pemilih PDI Perjuangan dan Islam yang hampir melekat ke pemilih PPP bisa dipastikan akan memilih Prof Ridha-Rani di Pilkada Medan nanti," katanya.
BACA JUGA: Akhir Rangkuti: Prof Ridha Sosok Akademisi yang Berani Jajal Dunia Politik
Kedua, citra Prof Ridha sebagai seorang akademisi sekaligus dokter mendapatkan respon yang baik di masyarakat. Utamanya jejak hidupnya yang dikenal sebagai orang baik.
Ketiga, lanjutnya, PDI Perjuangan yang merupakan partai pengusul Ridha-Rani adalah pemenang Pileg di Medan. Dimana konsolidasi PDI Perjuangan dalam pemenangan pasangan Ridha dan Rani sangat kokoh ditambah partai lainnya yang sebelumnya sudah terkonsolidasi.
Keempat, faktor debat kandidat akan menjadi salah satu penentu dimana Ridha itu menguasai persoalan Kota Medan.
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman Dukung Rico Waas di Pilkada Medan 2024
"Misalnya bagaimana meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mengatasi banjir, Ruang Terbuka Hijau (RTH), mengatasi kemiskinan, mengatasi kemacetan dan mengatasi persoalan keamanan di kota Medan," katanya seraya bilang pertanyaan ini pasti akan dilahap habis oleh paslon Prof Ridha dan Abdul Rani.
Lalu disinggung, soal peluang paslon Rico Waas-Zakiyuddin Harahap yang didukung oleh banyak partai yang notabene adalah partai penguasa, Anwar Saragih menegaskan bahwa dalam Pilkada pertarungan utama itu terletak pada ketokohan kandidat.
"Saya berpikir untuk Pilkada, bahwa faktor terbesarnya ada pada ketokohan kandidat. Selain itu pemilih partai partai di KIM plus akan melakukan split ticket voting atau pembelahan suara pemilih. Itu sangat menguntungkan bagi paslon Prof Ridha dan Abdul Rani," pungkasnya.
Sementara, Agus Suriadi memprediksi bahwa Pilkada Medan akan menyajikan tiga kekuatan berbeda, yakni kekuatan partai pengusung, basis pemilih dan ketokohan serta basis pemilih agama.
BACA JUGA: Sah! Ustaz Hidayatullah-Ahmad Yasir Ridho Berlayar, Pilkada Medan Pertarungan 3 Paslon
"Untuk memprediksi siapa yang memiliki peluang terbaik dalam pilkada Medan di antara ketiga pasangan calon Rico Waas - Zakiyuddin, Prof Ridha - Abdul Rani, dan Ustaz Hidayatullah - Yasir Ridho), kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kekuatan partai pendukung, popularitas calon, serta isu-isu yang relevan di masyarakat," katanya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini, Rico Waas - Zakiyuddin Harahap ini didukung oleh partai-partai besar dengan basis massa yang kuat, ini bisa menjadi keuntungan signifikan.
Kemudian, Prof Ridha - Abdul Rani. Prof Ridha memiliki reputasi yang baik di kalangan akademisi dan masyarakat, serta didukung oleh partai yang solid, ini bisa meningkatkan peluang paslon ini.
Sedangkan, Ustaz Hidayatullah-Yasir Ridhomemiliki dukungan partai militan dan tentu dari ormas Islam atau partai berbasis agama, mereka mungkin memiliki daya tarik tersendiri di kalangan pemilih tertentu.
"Secara umum, saya menilai bahwa kekuatan partai pendukung dan popularitas calon sangat penting. Hasil survei, dukungan masyarakat, dan dinamika politik menjelang pemilihan juga akan berpengaruh. Namun, pasangan yang memiliki dukungan partai yang lebih besar dan calon yang lebih dikenal biasanya memiliki peluang lebih baik untuk menang," katanya.
BACA JUGA: Rahudman Harahap Ingatkan 3 Bakal Paslon Wali Kota Medan Tak Umbar Janji Tapi Jual Program
Lalu, disinggung bila dilihat dari partai pendukung apakah paslon Rico Waas -Zakiyuddin Harahap memiliki potensi memenangkan Pilkada Medan 2024?
"Tidak selalu. Meskipun banyaknya partai politik (parpol) pendukung dapat memberikan keuntungan dalam hal sumber daya, jaringan, dan suara, kemenangan dalam pilkada tidak hanya ditentukan oleh jumlah parpol," jawabnya.
Agus pun menjabarkan beberapa faktor lain yang juga berpengaruh bagi paslon untuk memenangi Pilkada Medan antara lai, pertama, popularitas calon. Calon yang memiliki popularitas dan reputasi baik cenderung lebih disukai oleh pemilih.
Kedua, kualitas program. Program dan visi yang jelas dan relevan untuk masyarakat dapat menarik lebih banyak dukungan. Ketiga, strategi kampanye, termasuk penggunaan media sosial dan komunikasi langsung dengan pemilih, sangat penting.
Keempat, dinamika lokal. Isu-isu lokal yang spesifik dan kebutuhan masyarakat setempat juga mempengaruhi hasil pemilu. Kelima, koalisi dan aliansi. Kadang-kadang koalisi antar parpol bisa lebih strategis dibandingkan hanya mengandalkan jumlah parpol.
"Jadi, meskipun banyak parpol pendukung bisa memberikan keuntungan, itu bukan jaminan kemenangan," tandasnya.