Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Deliserdang. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo
meluncurkan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Mawaridussalam, di Jalan
Peringgan, Desa Tumpatan Nibung, Dusun III, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deliserdang, Senin (8/10).
Acara peluncuran program Bank Wakaf Mikro Mawaridussalam juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Kabinet, Gubernur Sumatera Utara Edi Rahmayadi, Bupati Deliserdang, pimpinan pondok pesantren, alim ulama, pimpinan industri jasa keuangan, tokoh masyarakat, santri dan masyarakat sekitar.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pendirian bank wakaf mikro merupakan terobosan baru dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang memiliki pendapatan lebih, untuk bisa mendonasikan sebagian hartanya membantu masyarakat yang tidak mampu.
"Keberadaan bank wakaf mikro diharapkan dapat menjadi solusi dalam menyediakan permodalan bagi masyarakat menengah ke bawah yang belum tersentuh lembaga keuangan formal. Saya mendukung upaya yang dilakukan oleh OJK untuk mendampingi pengembangan lembaga keuangan mikro, dalam hal ini berbentuk bank wakaf mikro di seluruh penjuru negeri," kata Joko Widodo saat memberikan sambutan.
Keberadaan Bank Wakaf Mikro Mawaridussalam yang pertama di Sumut ini juga diharapkan bisa membantu perekonomian masyarakat di daerah Pondok Pesantren Mawaridussalam dan sekitarnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Mawaridussalam merupakan bank wakaf mikro ke-33 yang beroperasi di seluruh Indonesia.
"Perhatian dan dukungan Bapak Presiden dalam mendorong pemberdayaan ekonomi umat, melalui pengembangan bank wakaf mikro, telah memberikan motivasi dan penyemangat lebih bagi kami untuk terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan mikro yang belum terjangkau akses keuangan formal," katanya.
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Mawaridussalam memiliki potensi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang cukup besar.
Pasalnya, terdapat masyarakat yang berprofesi sebagai petani, pedagang kecil dan kuli bangunan di daerah tersebut. Selain itu, pondok pesantren ini juga berlokasi dekat dengan Bandara Internasional Kualanamu, yang dapat menjadi akses dalam membantu pengembangan ekonomi dan usaha masyarakat sekitar pesantren.
Wimboh mengatakan, OJK sedang mengembangkan inovasi baru dalam pengembangan bank wakaf mikro, yakni pembiayaan bank wakaf mikro untuk klaster utama mikro, uji cobanya dilakukan kepada lebih dari 2.000 pembatik di Yogyakarta dan kerjasama dengan BUMDes dalam pemasaran produk-produk nasabah bank wakaf mikro.
Skema pembiayaan melalui bank wakaf mikro adalah pembiayaan tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp 3 juta dan margin bagi hasil yang dikenakan setara 3% per tahun. Dalam skema pembiayaan bank wakaf mikro juga disediakan pendampingan bagi kelompok.
Hingga September 2018, OJK telah memfasilitasi 32 bank wakaf mikro yang tersebar di 21 wilayah. Bank wakaf mikro tersebut telah menyalurkan pembiayaan kepada 6.764 orang nasabah, dengan total pembiayaan sebesar Rp 7,51 miliar. (elvidaris simamora)