Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Amman. Korban tewas akibat penembakan di Kedutaan Besar Israel di Amman, Yordania, bertambah menjadi dua orang. Kedua korban tewas merupakan warga negara Yordania. Sedangkan satu warga Israel luka-luka dalam penembakan ini.
Disampaikan kepolisian dan sumber keamanan Yordania, seperti dilansir Reuters, Senin (24/7), dua warga Yordania yang tewas dalam penembakan pada Minggu (23/7) waktu setempat ini merupakan pegawai sebuah perusahaan mebel setempat.
Keduanya disebut sedang masuk ke dalam kompleks kedutaan untuk melakukan perbaikan mebel, sesaat sebelum penembakan terjadi. Identitas kedua korban tewas tidak dirilis ke publik. Satu warga Israel yang menjadi korban luka juga tidak dirilis identitasnya.
Otoritas Israel memberlakukan larangan memberitakan insiden ini. Israel juga belum memberikan pernyataan terkait insiden ini.
Gedung Kedubes Israel yang terletak di distrik Rabae, ibu kota Amman ini, dijaga ketat oleh personel kepolisian Yordania. Gedung yang mirip seperti benteng itu, telah sejak lama menjadi lokasi digelarnya aksi protes anti-Israel dalam beberapa waktu terakhir. Penembakan di dekat Kedubes Israel di Amman ini terjadi saat ketegangan makin meningkat di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Tindak kekerasan terhadap warga Israel tergolong langka di Yordania. Yordania sendiri telah menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Israel, negara tetangganya yang berbatasan langsung.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat setelah Israel memasang alat pendeteksi logam (metal detector) di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa, sejak pekan lalu. Langkah keamanan tambahan itu diambil Israel setelah dua polisinya tewas ditembak oleh tiga pria bersenjata pada Jumat (14/7) lalu. Tiga pelaku penembakan yang dilaporkan sebagai warga Arab-Israel, sebelumnya disebut warga Palestina, tewas ditembak.
Pemasangan alat deteksi logam itu memicu ketegangan baru antara Israel dan Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas membekukan seluruh komunikasi dengan Israel menyusul pemasangan alat deteksi logam itu.
Otoritas Yordania menyerukan agar Israel memindahkan alat deteksi logam itu. Ribuan warga Yordania memprotes langkah Israel itu dalam aksi publik, beberapa waktu terakhir. Namun Israel bersikeras tidak akan memindahkan alat deteksi logam dari kompleks Masjid Al-Aqsa.
Wakaf Muslim Yordania menjadi penjaga tempat suci Haram al-Sharif, atau yang oleh penganut Yahudi disebut sebagai Temple Mount, yang menjadi lokasi Masjid Al-Aqsa sejak tahun 1924. Lokasi itu menjadi tempat suci bagi tiga agama, yakni Islam, Yahudi dan Kristen. (dtc)