Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Inflasi Juli 2017 tercatat 0,22%. Faktor penyebabnya adalah kenaikan harga bahan makanan dan biaya pendidikan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, mengatakan inflasi pada sektor pendidikan, rekreasi, dan olahraga cukup tinggi, yaitu 0,62%. Khususnya pendidikan, seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru anak sekolah
"Inflasinya 0,26 persen. Andil 0,05 persen. Apa yang sebabkan inflasi di sana? Komoditas yang berikan andil pada kelompok ini adalah uang sekolah SD, uang sekolah SMA, dan tarif Bimbel (bimbingan belajar) masing-masing 0,01%," terangnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (1/8).
Selanjutnya, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau juga mengalami inflasi 0,57%. Ada kenaikan merata di seluruh makanan jadi seperti mie, nasi, lauk, kopi manis, rokok kretek masing-masing 0,01%.
"Ini rata dan kalau digabung sumbangannya menjadi 0,1%. Ini sesuatu yang biasa karena share-nya 0,14%. Ini biasa terjadi di musim liburan," kata Suhariyanto.
Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar tercatat inflasi 0,06% Suhariyanto memastikan sudah tidak ada lagi pengaruh dari penyesuaian harga listrik.
Kemudian bahan makanan 0,21% dengan andil 0,04%. Di antaranya ikan segar 0,04%, ayam ras, tomat sayur dan bawang merah masing-masing 0,02%.
Sementara untuk bahan makanan yang deflasi adalah bawang putih 0,07%, daging ayam ras 0,02%, beras dan cabai merah masing-masing 0,01%.
"Kombinasi ini sebabkan masih ada inflasi di bahan makanan sebesar 0,21 persen," ujarnya.
Sisi lainnya adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru alami deflasi 0,08% dengan andil 0,01%. Terdapat dua komoditas yang sumbang deflasi yakni penurunan tarif angkutan antar-kota turun 0,03% dan tarif kereta api. Tapi tarif angkutan udara masih inflasi 0,04%, meskipun Lebaran usai.
"Namun secara kumulatif untuk kelompok ini deflasi 0,08%," tukasnya. (dtf)