Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Garam menjadi barang langka dalam beberapa waktu terakhir. Harga garam pun terpantau naik dibandingkan biasanya. Namun karena bobotnya kecil, garam tidak memberikan andil inflasi yang cukup besar.
"Kemarin kan memang harus diakui garam agak langka yah, harga naik, tetapi karena bobot kita menghitung karena bobot garam itu kecil sekali hanya 0,000 sekian jadi tidak kelihatan lah, tidak kelihatan di andil inflasi itu," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/8).
Menurut Kecuk, BPS juga tidak memperhatikan garam karena komoditas tersebut tidak memiliki andil besar terhadap inflasi. Meski demikian, Kecuk berharap kelangkaan garam tidak memberikan dampak pada harga dalam jangka waktu yang lama.
"Garam meskipun bobotnya kecil, tapi ini sesuatu yang penting, kita masak apapun enggak pakai garam gimana mau bisa, Tapi saya kira harga akan kembali normal. Di inflasi enggak kelihatan karena bobotnya kecil," jelas dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, meski tidak memiliki andil besar terhadap tingkat inflasi, namun disayangkan jika Indonesia yang notabene negara kepulauan terjadi kelangkaan garam.
"Memang kalau dilihat dari sisi produksinya, memang sebetulnya terlalu juga ya. Indonesia, yang namanya Kepulauan, lautnya besar, kok garam sampai impor. Yang harus digenjot itu pertama teknologi," tambah Yunita. (dtf)