Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Partai NasDem membela kadernya, Viktor Laiskodat soal pidatonya di NTT yang membahas Perppu Ormas. NasDem menyebut pidato Viktor tidak provokatif.
"Substansi pernyataan tersebut adalah bahwa kami mendukung Pancasila dan UUD 45, menolak setiap usaha untuk menentang apalagi mengganti Pancasila dan UUD 45 dengan ideologi dan konstitusi lain termasuk ideologi khilafah yang ditengarai dipahami dan didukung oleh ormas tertentu. Jika ada parpol dan atau ormas yang anti-Pancasila dan UUD 45, maka tidak layak didukung dan bahkan tidak layak berada di Indonesia," kata Ketua DPP NasDem Johnny G Plate, Jumat (4/8).
NasDem mengatakan bahwa penolakan terhadap Perppu Ormas berarti menantang keberadaan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dan konstitusi Indonesia. Hal itu dianggap berbahaya.
"Kami tidak menolerir hal tersebut dan mengkomunikasikan kekhawatiran tersebut langsung kepada rakyat di daerah daerah yang masih setia dan pendukung kuat Pancasila dan UUD 45 seperti di provinsi NTT dimaksud dalam cuplikan video tersebut," ungkapnya.
Johnny menyebut di paripurna DPR yang terakhir ada kader parpol yang interupsi menolak Perppu Ormas. "Menolak Perppu berarti menolak menjaga Pancasila," imbuhnya.
Pidato Viktor di NTT menyebar dari satu grup WhatsApp ke grup lainnya dan juga ramai disorot di media sosial. Dalam pidatonya, Viktor menyebut Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN sebagai parpol yang intoleran dan mendukung ideologi khilafah.
Gerindra lalu menganggap pidato Viktor provokatif. Hal itu ditepis oleh NasDem. "Pidato itu ditafsirkan untuk provokatif, bukan provokatif," tegas Johnny.
Johnny menegaskan bahwa Viktor tidak akan mendapat sanksi dari partai. NasDem mendukung penuh langkah Viktor.
"Sanksi apa? Justru harus didukung oleh partai," pungkasnya.
Viktor sudah dihubungi soal pidatonya tersebut, namun yang mengangkat seorang perempuan yang diduga sekretarisnya. Perempuan itu mengatakan Viktor belum bisa menerima telepon karena masih kunker di dapilnya. (dtc)