Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendeteksi adanya 12 titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebar di Indonesia. Hotspot tersebut tersebar di Pulau Sumatera bagian selatan dan Pulau Jawa.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan pihaknya tetap sigap untuk mencegah terjadinya karhutla.
"Kita tetap sigap dan siap dalam upaya pencegahan terjadinya kebakaran, dan tidak hanya terpaku pada area itu saja," Kata Rafles di Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (16/8).
Di Sumatera, hotspot ditemukan empat titik di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Muba, Pali, dan Oku Selatan. Selain itu, di Lampung ditemukan tiga hotspot di Kabupaten Tulangbawang dan Lampung Timur.
Sementara di Pulau Jawa ada satu hotspot di Banten, dua hotspot di Jawa Barat di Kabupaten Sukabumi dan Kuningan, dan dua hotspot di Jawa Timur di Kabupaten Madiun.
Upaya pencegahan kebakaran tetap dilakukan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, perusahaan konsesi, dan masyarakat. Pencegahan juga dilakukan oleh satuan tugas patroli terpadu di tiap kabupaten dan kota.
"Tim patroli ini ada dibentuk supaya bisa mencapai tapak-tapal yang ada daerah. Jadi, kalau ada terdeksi pemicu kebakaran maka merekalah yang pertama turun tangan melakukan pencegahan atau pemadaman," ucap Rafles.
Saat ini ada 408 posko patroli terpadu yang bisa menjangkau 678 desa di beberapa provinsi di Indonesia. Satu satgas dapat berpatroli hingga ke tiga desa.
Rafles mengatakan ada lima provinsi yang ditetapkan sebagai sasaran patroli. Kelimanya yaitu Riau, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.
"Di Riau kemarin kita ada water boombing 53 kali kerja sama BNPB dari pesawat. Baru hari kedua kita api bisa kita padamkam secara total," ujar dia.
Pihak KLHK juga melatih tim patroli terpadu yang dibentuk oleh perusahaan perkebunan. Rafles menyebut sudah ada sebanyak 40 persen perusahaan yang membentuk tim patroli tersebut.
"Setiap perusahaan minimal ada satu tim patroli yang khusus mengawasi yang kita latih sendiri. Satu tim 15 orang, jadi bukan satpam atau karyawan biasa yang mengawasi kebakaran lahan," imbuh Rafles. (dtc)