Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Dari sekitar 131 juta angkatan kerja di Indonesia, hampir 60% di antaranya didominasi oleh angkatan kerja dengan pendidikan SD dan SMP.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah 131 juta angkatan kerja terdiri dari pendidikan SD dan SMP mencapai 59,6%, 16,78% pendidikan SMA 3%, 11,34% pendidikan SMK, 3% pendidikan diploma, serta 9% memiliki pendidikan D4, S1, S2, S3.
Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berencana menggencarkan pemberian pelatihan kerja kepada angkatan kerja lulusan SD-SMP yang menjadi dominasi.
Pasalnya selama ini, fokus pemberian pelatihan kerja yang dilakukan pemerintah masih tertuju pada angkatan kerja pendidikan SMA dan SMK.
"Sebanyak 60% enggak bisa disentuh. Mereka mau ke mana? Makanya perhatian kita harus lebih fokus dan lebih masif ke SD-SMP melalui balai-balai latihan kerja. Dengan semua tantangan yang ada, pekerjaan kita bagaimana pasar kerja kita menjadi aktif," ungkap Hanif di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Besarnya potensi angkatan kerja SD-SMP sedianya menjadi modal Indonesia dalam memanfaatkan tenaga kerja untuk mendorong perekonomian nasional.
"Modal kita paling besar itu lulusan SD-SMP. Pertanyaannya seberapa jauh yang bisa kita capai dengan modal begitu? Selama ini perhatian yang paling besar itu justru yang tidak menjadi dominasi. Orientasi masih pada pendidikan formal yang sifatnya jangka panjang. Anggaran pendidikan tumplek blek kesana," ujarnya.
Mengacu pada data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Hanif menyebut, saat ini Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja hingga 131 juta orang, yang terdiri dari 124 juta tercatat memiliki pekerjaan sementara 7 juta orang berstatus menganggur. Meski begitu angka pengangguran tersebut terus menurun, meski penurunannya masih belum sesuai yang diharapkan.
"Bahwa pengangguran kita menurun terus angkanya sekarang 5,3%. Ini angka pengangguran kita terendah selama ini. Tapi penurunannya belum sesuai dengan harapan," ujar Hanif. (dtf)