Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Hal yang jamak bagi vendor mengambil keuntungan dari setiap ponsel yang dibuatnya. Tapi Apple kerap mengambil untung besar dari perangkat yang dirilisnya, termasuk iPhone X.
Apple merilis iPhone X pada 12 September. Ponsel ini penanda sepuluh tahun kehadiran iPhone di muka bumi. Karena itu perangkat ini dibuat spesial, punya layar penuh berteknologi OLED.
Namun di balik itu, calon pengguna harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk mendapatkannya. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino, California, Amerika Serikat ini membanderolnya USD 1.149 (256 GB) atau sekitar Rp 15 jutaan.
Dengan banderol tersebut, bisa dikatakan iPhone X adalah ponsel termahal saat ini. Tapi yang lebih mengagetkan lagi bila mengetahui harga pembuatan per unitnya.
Berdasarkan laporan perusahaan riset dari China, harga pembuatan iPhone X per unitnya tidak sampai menyentuh setengah harganya. Adapun perhitungannya dari komponen yang digunakan ponsel ini sebagai berikut:
Panel OLED menjadi yang termahal. Apple membeli dari Samsung seharga USD 80 per unitnya.
Sementara memori internal dan RAM dibeli dari Toshiba. Untuk memori NAND 256 GB dibeli dengan harga USD 45, sementara RAM 3 GB USD 24.
Untuk prosesor A11 Bionic disuplai dari TSMC. Harga pembuatannya USD 26. Modem yang digunakan iPhone X dibeli dari Qualcomm seharga USD 18 per unitnya.
Kaca panel di bagian depan dibeli seharga USD 18. Sedangkan sensor 3D Touch menghabiskan dana USD 25.
Bila semua ditotal dengan komponen lain, maka satu unit iPhone X varian 256 GB dibuat seharga USD 412,75 atau sekitar Rp 5,5 juta. Ini sekitar 35% dari harga ritelnya.
Maka ada selisih USD 736,25 atau sekitar Rp 9,8 juta. Jumlah yang cukup besar memang, tapi perlu juga diingat, ongkos pembuatan tadi tidak termasuk aneka biaya lain.
Apple tentu harus membayar gaji karyawan yang telah mengucurkan keringatnya untuk membuat ponsel tersebut. Belum lagi biaya riset dan developement perangkat dan sistem operasinya yang cukup tinggi.
Ditambah biaya pemasaran, distribusi dan lain-lain. Alhasil, Apple kemudian mematok harga yang cukup tinggi untuk ponsel barunya itu. (dtn)