Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanyai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Irjen Ari Dono Sukmanto. Dia ditanya soal ketegasan yang diperlukan dalam menindak pengedar obat-obatan terlarang.
Tanya jawab ini dilakukan Presiden Jokowi di atas panggung acara Pencanangan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat, di Bumi Perkemahan Wisata Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/10). Pertama-tama, Ari Dono dipersilakan Jokowi naik ke atas panggung.
"Urusan narkoba, urusan penyalahgunaan obat ini, kita harus kejem (kejam -red). Kejamnya kayak apa sih Kabareskrim ngurusin ini?" tanya Jokowi ke Ari.
Ari lantas menerangkan bahwa pihaknya punya langkah preemtif, preventif, dan penindakan tegas. Belum selesai Ari menjelaskan, Jokowi menyela penjelasan Ari.
"Itu saya kira rutinitas, yang sekarang mau kita 'kejam' apanya?" kata Jokowi.
Ari menjawab bahwa yang akan diperkejam adalah aspek penindakan hukum. Jokowi ingin tahu ketegasan Bareskrim itu seperti apa.
"Yang bersalah dan tercukupi unsur pidananya, kita penjarakan," jawab Ari Dono.
Kata Ari, yang terbesar tahun ini adalah pengungkapan penyebaran obat yang masuk daftar G (berbahaya) di Kalimantan Selatan, pengungkapan pabrik obat ilegal di Tangerang, dan pengungkapan kasus PCC yang makan korban di Kendari. Pabrik PCC ada di Purwokerto, di sana diproduksi PCC sampai berton-ton.
Jokowi lantas bertanya, bagaimana bentuk hukuman untuk pemiliknya?
Ari pun langsung menjawab pertanyaan Jokowi. "Semua dipenjara," jawab Ari.
"Nggak perlu digebukin rame-rame?" tanya Jokowi.
Ratusan orang bertepuk tangan sambil tertawa. Ari Dono tak langsung menjawab. Jokowi menyatakan dirinya jengkel dengan pelaku kejahatan seperti ini. Dia lantas mengulangi pertanyaannya.
"Gimana, Pak? Kita gebukin rame-rame, gimana?" tanya Jokowi.
"Nggak boleh, Pak," jawab Ari.
Menurut Ari, untuk mengatasi ini perlu peran sekolah-sekolah. Generasi muda perlu diajari untuk menghindari obat-obatan terlarang. Ari kemudian dipersilakan kembali ke tempat duduk oleh Jokowi.
Baru setelah Ari duduk, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya berharap kata-kata yang lebih tegas untuk keluar dari mulut Ari.
"Saya nunggu Pak Kabareskrim bilang, 'Saya injek (injak) semua Pak besok, saya injek yang berkaitan dengan narkoba dan penyalahgunaan obat'. Pak Kabareskrim menguraikannya tenang tapi seram juga," kata Jokowi.(dtc)