Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Las Vegas. Antrean panjang terjadi di pusat-pusat donor darah di Las Vegas, Amerika Serikat menyusul penembakan brutal yang menewaskan 59 orang dan melukai sekitar 500 orang. Bukan hanya warga AS, namun para turis dari berbagai negara datang untuk menyumbangkan darah mereka untuk para korban luka dalam penembakan massal di konser dekat Mandalay Bay Resort and Casino.
Menurut koordinator pendonor bank darah United Blood Services, Laura Alvarado seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (4/10), para pendonor berasal dari wilayah-wilayah AS lainnya seperti Arizona dan California, juga dari negara-negara seperti China, Jepang, Venezuela, Brasil, Honduras, Swiss, Kanada dan Meksiko.
Antrean pendonor tersebut mulai terjadi pada Senin (2/10) subuh waktu setempat atau beberapa jam setelah penembakan brutal itu terjadi pada Minggu (1/10) malam waktu setempat. Para pendonor rela mengantre selama berjam-jam untuk menyumbangkan darah mereka.
Pada hari-hari biasa, rumah-rumah sakit di Las Vegas menggunakan sekitar 300 unit produk darah, namun hanya beberapa jam setelah penembakan massal itu, bank darah United Blood Services mengirimkan 200 unit hanya ke satu rumah sakit saja, UMC Trauma Center, yang menerima pasien-pasien paling kritis. Itu membuat simpanan kantong darah di United Blood Services menipis.
Dikatakan Alvarado, pihak bank darah kemudian mengeluarkan imbauan donor darah. Dan hanya dalam beberapa jam, lebih dari seribu orang telah datang untuk mendaftar sebagai pendonor.
Seorang warga keturunan Italia, Sal Messina yang baru tiba di Las Vegas bahkan langsung pergi ke pusat donasi darah dari bandara. "Begitu saya mendarat, sebelum ke hotel, saya bilang ke sopir taksi, bawa saya ke sini," tutur Messina, seorang petugas keamanan yang terbang dari rumahnya di California utara untuk mengikuti rapat kerja di Las Vegas.
"Itu satu-satunya cara Anda bisa memerangi kegilaaan dan kejahatan di dunia," kata Messina.
Javier Wong, seorang pekerja restoran yang pindah ke Las Vegas dari Panama sekitar 25 tahun lalu, harus menunggu hingga delapan jam untuk menyumbangkan darahnya. Dikatakan pria tersebut, itu caranya untuk mendukung para korban seperti halnya Amerika mendukung dirinya.
"Saya membalas itu," tutur Wong.
(dtc)