Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Sleman. Arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Niken Wirasanti mengungkapkan peradaban Medang berlangsung pada masa Kerajaan Mataram kuno pada abad 8-10 Masehi. Peradaban Medang berpusat di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta mulai dari dataran Kedu hingga Prambanan.
Nama Medang sendiri disebut menyerupai keraton namun bukan berbentuk kerajaan. Lokasi Medang ini juga berpindah-pindah tempat.
"Kata Medang di sini adalah sebuah wilayah, atau bisa juga diinterpretasikan sebagai sebuah keraton. Di sini posisi Medang tidak sama dengan kerajaan, kerajaannya tetap Mataram kuno," kata Niken ke wartawan di Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (5/10/2017).
Niken melanjutkan, Mataram kuno sebagai sebuah kerajaan memiliki struktur pemerintahan, seperti memiliki ibu kota, wilayah kekuasaan dan keraton. Pada prosesnya keraton sebagai pusat peradaban Medang ini kemudian berpindah-pindah tapi berada di wilayah Jawa Tengah.
"Wilayah Mataram kuno membentang mulai dari dataran Kedu sampai Prambanan. Kalau Medang lokasinya berpindah-pindah, ini yang menjadi pertanyaan di kami sampai sekarang," ungkapnya.
Dia mengatakan periode awal kerajaan Mataram kuno banyak versi. Niken menerangkan, merujuk sebuah prasasti berangka tahun 717 M, isinya sudah menyebutkan keberadaan Mataram kuno. Namun banyak kalangan lebih meyakini Mataram kuno berdiri tahun 732 M.
"Untuk Candi Canggal itu memang bukan penanggalan berdirinya kerajaan Mataram kuno. Tetapi dari Candi Canggal yang menarik diketahui Sanjaya mendirikan bangunan Lingga, setelah menang terhadap musuh-musuhnya di tahun 732 M," jelasnya.
Keterangan yang terdapat di prasasti yang ada di Candi Canggal tersebut, kemudian diperkuat setelah ditemukan prasasti Mantyasih. Isi prasasti Mantyasih secara tegas menyebutkan Ratu Sanjaya adalah raja pertama dari kerajaan Mataram kuno."Sekitar (tahun) 958 M tampaknya Medang kemudiant dipindahkan ke Watugaluh, secara politis sudah berakhir karena berada di wilayah luar (Jawa Tengah) atau berpindah ke Jawa Timur," pungkasnya. (dtc)