Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Politikus Golkar yang dipecat, Ahmad Doli Kurnia mengkritisi pengamanan Rapat Pleno Golkar oleh ratusan polisi, termasuk pasukan Brimob. Menurut dia, kondisi itu seperti negara dalam keadaan genting dan membahayakan.
"Menyaksikan suasana di Kantor DPP Partai Golkar Slipi sejak pagi tadi seakan mengingatkan kita suasana pada masa-masa awal reformasi di mana aparat kepolisian siap siaga menghadapi demonstrasi mahasiswa yang menuntut perubahan. Pada saat itu Brimob lebih difungsikan sebagai kekuatan yang menjaga alat-alat vital negara dari kerusuhan," ujar Doli dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Rabu (11/10/2017).
Doli mengatakan pengamanan polisi seperti itu ditafsirkan sebagai keadaan yang darurat sehingga sehingga diperlukan kekuatan aparat keamanan yang maksimal. Dia kemudian menayakan apa maksud di balik pengamanan tersebut.
"Kenapa di sebuah kantor partai politik ada suasana yang mencekam seperti itu. Ratusan Brimob lengkap dengan senjata dan mobilnya berbaris seperti mengamankan kantor Golkar itu, ada apa sebenarnya?" tanyanya.
"Kalau cuma karena ada Rapat Pleno yang adalah aktivitas rutin organisasi, apa agendanya sehingga perlu dikerahkan aparat negara sebesar itu? Ada ancaman apa sehingga segenting itu?" tanya Doli lagi.
Doli menduga pengamanan oleh pihak kepolisian dilakukan karena hadirnya Ketum Golkar Setya Novanto. Dia kemudian kembali menyoroti alasan pengamanan polisi kepada Novanto.
"Pertanyaannya kenapa seorang Setya Novanto dengan mudahnya mempergunakan aparat negara seperti Kepolisian dan Brimob itu. Apa hubungan Setya Novanto dengan pimpinan Kepolisian atau Brimob itu, sehingga mereka dengan mudahnya diperintahkan untuk mengamankan dirinya dan kantor Golkar," imbuhnya.
Menurut Doli aparat penegak hukum hanya bisa diperintahkan dan dipergunakan untuk kepentingan negara. Terlebih pasukan brimob tersebut menggunakan pengeras suara untuk mengamankan massa.
"Pantaskah uang negara yang diperoleh dari seluruh rakyat Indonesia itu dipergunakan untuk hanya kepentingan seorang Setya Novanto. Hal-hal seperti inilah yang dapat menguatkan dugaan kita bahwa memang ada konspirasi besar yang melibatkan berbagai kekuatan politik dan bisa jadi oknum pemerintah untuk melindungi dan mengamankan Setyanovanto, sehingga pasukan Brimob bisa diperalat dan uang negara dipergunakan untuk itu," ucapnya.
Rapat pleno Golkar yang dipimpin Setya Novanto diwarnai dengan kehadiran sejumlah polisi. Sebuah pemandangan tak biasa di rapat pleno partai. (dtc)