Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis- Jakarta - Kepemilikan atas Taman Djamoe Indonesia (TDI) telah berpindah tangan dari PT Nyonya Meneer ke PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Taman seluas 23,475 meter persegi itu dibeli seharga Rp 21,9 miliar melalui proses lelang.
TDI sendiri berdiri tak lepas dari sang legendaris Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer. Wanita yang lahir pada 1895 itu membuat kebun khusus untuk tanaman jamu.
Seiring berjalannya waktu kebun tanaman herbal Meneer terus berkembang. Hingga pada akhirnya, sang generasi ketiga penerus PT Nyonya Meneer, Charles Saerang, mengubah Kebun itu menjadi Taman Djamoe Indonesia.
Lalu pada 28 Februari 2011, Gubernur Jawa Tengah saat itu Bibit Waluyo meresmikan TDI sebagai tempat wisata edukasi yang terbuka untuk umum. Di sini, pengunjung yang datang tidak hanya bisa berpariwisata, tetapi juga mendapat keuntungan lain seperti pengetahuan tambahan mengenai tanaman obat.
Terletak di Jl Raya Semarang-Bawen, Semarang, Taman Djamoe Indonesia, TDI memiliki panorama yang indah. Selain pemandangan kebun jamu yang cukup luas, pengunjung juga bisa menikmati keindahan Gunung Unggaran. Aroma khas dari tanaman jamu juga menambah atmosfir kenyamanan di TDI.
TDI juga dilengkapi beberapa fasilitas wisata seperti rumah kaca. Di tempat itu pengunjung bisa mengenal berbagai tanaman obat asli Indonesia. Bila dijumlah, ada sekitar 600 spesies tanaman di rumah kaca ini.
Adapula Taman Djamoe Resto yang menyajikan makanan dan minuman tradisional khas Jawa. Pengunjung juga bisa mencicipi langsung minuman jamu hasil dari tanaman di TDI.
Namun, setelah Nyonya Meneer dinyatakan pailiy oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang, TDI tak lagi beroperasi. Sampai akhirnya TDI menjadi salah satu dari sekian aset milik Nyonya Meneer yang dilelang dan akhirnya di beli oleh perusahaan sejawat Sido Muncul.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku belum ada rencana perseroan apakah akan mengutak-atik Taman Djamoe Indonesia itu. Perseroan hanya berniat untuk menambah kepemilikan aset, bukan untuk mendirikan pabrik baru.
"Saya belum tahu itu nanti buat apa, karena kita masih punya banyak tanah kosong. Tanah kita ada sekitar 36 hektare (ha), ditambah itu jadi 38,5 ha," tuturnya.dtc