Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Belakangan ini, nama Syarfi Hutauruk mencuat ke permukaan hingga menjadi perbincangan hangat di media sosial dan masyarakat Kota Sibolga lantaran namanya dicantumkan menjadi Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Hanura Provinsi Sumatera Utara.
Beragam argumen pun bermunculan, baik dari kalangan elit politik hingga masyarakat awam. Sementara, Syarfi Hutauruk merupakan salah satu kader terbaik Partai Golkar. Diketahui pula, sejak awal Syarfi memulai karir politiknya di Partai Golkar.
Lantas, bagaimana tanggapan Syarfi Hutauruk melihat dinamika politik yang tengah berlangsung tersebut?
Secara blak-blakan Syarfi mengutarakan bahwa sampai sekarang dirinya masih eksis dan konsisten sebagai kader Partai Golkar. Berikut pernyataan Syarfi Hutauruk yang diterima medanbisnisdaily.com, Minggu (15/10/2017).
“Iya. Bukan hanya jabatan di partai saja, dalam Pilkada Sumut yang akan datang, sudah banyak yang minta aku bisa dan mau berpasangan. Kalau untuk kepentingan pribadi, pasti semua orang akan mau dan ikut maju di Pilkada Sumut. Tapi bagi saya lebih baik fokus mengurus Sibolga dari pada maju untuk jadi Gubsu atau Wagubsu. Hidup itu perlu konsisten dan berintegritas,” sebut Syarfi Hutauruk.
Syarfi menambahkan, sebagai kader Golkar dirinya pernah merasa sangat kecewa terhadap pimpinan partai Golkar Kota Sibolga lantaran dua kali maju ke Pilkada Sibolga, Partai Golkar tidak mau mencalonkan dirinya.
“Kalau untuk persoalan Golkar. Saya memang pernah sangat kecewa dan sakit hati terhadap Pimpinan Partai Golkar Kota Sibolga, saya kader Golkar yang banyak membantu Golkar Kota Sibolga, tapi saat saya maju calon Walikota Sibolga di dua kali Pilkada, Golkar tidak mau mencalonkan saya,” tegasnya.
“Bahkan oknum pimpinannya menghujat dan memfitnah saya tidak tamat SD, serta mereka melakukan black campagne (kampanye hitam, red) kepada saya. Setelah saya terpilih jadi Walikota, mereka meminta saya jadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, sebagai kader saya bersedia, tapi tanpa ada masalah dan kesalahan, tanpa melalui rapat, oknum pimpinan Partai Golkar tersebut memberhentikan saya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan,” tambahnya.
“Namun saya tetap setia sebagai kader Golkar sampai suatu saat jika Golkar tidak lagi membutuhkan saya. Maka suatu saat saya akan mengambil sikap yang adil dan jujur,” ujar Syarfi.
Syarfi juga menyatakan kalau dia sudah menyurati ketua DPD Partai Hanura Sumut Koodrat Shah, bahwa dirinya tidak bersedia diangkat menjadi ketua dewan penasehat DPD Partai Hanura Sumut. Surat pernyataan itu diteken diatas materai bertanggal 10 Oktober 2017.